kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Trimegah Sekuritas prediksi PDB di kuartal I capai 4,2%


Minggu, 03 Mei 2020 / 14:59 WIB
Ekonom Trimegah Sekuritas prediksi PDB di kuartal I capai 4,2%
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (29/4/2020). Ekonom Trimegah Sekuritas prediksi PDB di kuartal I capai 4,2%. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Chief Economist dan Analis PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk (TRIM) Fakhrul Fulvian memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2020 berada di level 4,2%.

"Penopangnya ada dari consumption dan net export. Ke depannya terkait corona, hal yang harus didukung oleh pemerintah adalah bantuan langsung tunai (BLT) dan hal-hal lain yang menunjang konsumsi masyarakat," ujar Fakhrul kepada Kontan.co.id, Minggu (3/4).

Baca Juga: Ekonom Indo Premier prediksi PDB di kuartal II tumbuh 2,5%

Kemudian, untuk kuartal II Fakhrul memproyeksikan pertumbuhan ekonomi berada pada level 2%. Ini disebabkan oleh tingkat konsumsi dan investasi yang melambat, sejalan dengan perlambatan ekonomi sebagai dampak dari meluasnya wabah virus corona di dalam negeri.

Meski demikian, dengan turunnya investasi dan turunnya harga minyak berimbas baik kepada defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang semakin membaik. Menurut Fakhrul, inilah yang menyebabkan nilai tukar rupiah kembali menguat belakangan ini.

Secara keseluruhan, Fakhrul memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini berada pada level 3,5% secara year-on-year (yoy).

"Pertimbangannya adalah recovery pasca pandemi ini tidak akan cepat, dikarenakan adanya disrupsi di supply chain dan perubahan behaviour masyarakat yang akan terjadi. Maka dari itu, untuk menyelamatkan perekonomian dibutuhkan ekspansi fiskal pemerintah yang besar," papar Fakhrul.

Baca Juga: Begini proyeksi PDB di kuartal I dan II dari ekonom CORE

Ia sendiri menilai berbagai insentif dan kebijakan yang diberikan oleh pemerintah saat ini sudah benar. Hanya saja, cakupannya perlu diperluas dan juga waktu penyalurannya harus dipercepat.

"Skema bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 600.000 per bulan saat ini sudah cukup. Untuk skema penyelamatan konsumsi selanjutnya, bisa dilakukan dengan insentif bagi perusahaan untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada karyawan," kata Fakhrul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×