kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonom Prediksi Inflasi pada April 2024 Masih Tinggi, Ini Pemicunya


Senin, 01 April 2024 / 19:19 WIB
Ekonom Prediksi Inflasi pada April 2024 Masih Tinggi, Ini Pemicunya
ILUSTRASI. Suasana arus balik di area kedatangan terminal domestik Bandara Soekarno Hatta, Rabu (26/04). Ekonom Perkriakan Inflasi Pada April Meningkat Hingga 3,5% yoy


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Inflasi pada April diperkirakan masih akan tetap meningkat di kisaran 3% plus minus. Belum turunnya inflasi disebabkan harga pangan yang masih tinggi dan mahalnya biaya transportasi efek libur lebaran.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengatakan, kenaikan harga pangan masih akan berlanjut hingga April 2024. Hal ini yang menyebabkan kondisi inflasi masih belum akan turun, meskipun kenaikan harga pangan mulai menurun.

“Inflasi bulan April 2024 diperkirakan akan berkisar 3,0% hingga 3,5% yoy (secara tahunan), yang mana pendorong inflasi masih bersumber dari inflasi harga bergejolak terkait dengan kenaikan harga pangan yang masih berlanjut,” tutur Josua kepada Kontan.co.id, Senin (1/4).

Baca Juga: Sejumlah Ekonom Memperkirakan Inflasi di Maret 2024 Bakal Terkerek, Ini Pemicunya

Di samping itu, inflasi pada April akan didorong oleh komponen transportasi terutama transportasi udara berkaitan dengan aktivitas mudik dan arus balik.

Meski demikian, Josua memperkirakan inflasi pada akhir tahun akan turun menjadi 2,9%.

"Dari sisi kebijakan Bank Indonesia, kami terus mengantisipasi bahwa Bank Indonesia akan mempertahankan suku bunga kebijakan pada 6,0% hingga penurunan suku bunga pertama The Fed, karena kenaikan inflasi dalam negeri bersifat musiman,” ungkapnya.

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada Maret 2024 mencapai 0,52% secara bulanan atau month to month (MtM), atau lebih tinggi bila dibandingkan dengan kondisi inflasi pada Februari 2024 yang sebesar 0,37% MoM.

Baca Juga: Jelang RDG BI dan Rapat The Fed, Rupiah Diprediksi Lanjut Melemah pada Rabu (20/3)

Secara tahunan, inflasi pada Maret 2024 tercatat sebesar 3,05% atau year on year (YoY). Sedangkan inflasi secara tahun kalender (Maret 2024 terhadap Desember 2023) mencapai 0,93% year to date (ytd).

Inflasi pada Maret 2024 ini terutama didorong oleh inflasi kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau. Kelompok tersebut pada Februari 2024 mencatat inflasi sebesar 1,42% MoM dengan andil inflasi sebesar 0,41%.

Sementara komoditas utama penyumbang inflasi adalah telur ayam ras dengan andil 0,09%, daging ayam ras dengan andil 0,09%, beras dengan andil inflasi 0,09%, serta cabai rawit dengan andil inflasi sebesar 0,02%, serta bawang putih dengan andil inflasi 0,02%.

Baca Juga: Simak Sentimen yang Menyeret Pelemahan Rupiah di Pekan Ini

Kemudian, pada kelompok makanan, minuman dan tembakau juga terdapat beberapa komoditas yang menyumbang andil deflasi. Di antaranya, cabai merah dan tomat dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×