kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonom ADB: Sikap BI tetap hawkish sebagai kesiapan hadapi kenaikan bunga The Fed


Senin, 11 Februari 2019 / 18:03 WIB
Ekonom ADB: Sikap BI tetap hawkish sebagai kesiapan hadapi kenaikan bunga The Fed


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom menilai sikap Bank Indonesia (BI) yang tetap hawkish terkait kebijakan suku bunga acuan merupakan bentuk kesiapan bank sentral menghadapi kenaikan suku bungan The Fed. Sikap ini BI ini juga dianggap sebagai upaya menjaga ketahanan eksternal.

Ekonom Asian Development Bank (ADB) Eric Sugandi menilai sikap Bank Indonesia (BI) tetap hawkish terkait suku bunga acuan sebagai bentuk kesiapan mengantisipasi arah kebijakan The Fed.

"Saya pikir pernyataan ini menunjukkan kesiapan BI mengantisipasi jika The Fed menaikkan Fed Fund Rate," jelas Eric saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (11/2).

Walaupun, pernyataan Jeremy Powell pada Federal Open Market Committee (FOMC) terakhir diinterpretasikan pasar bahwa The Fed akan memberikan jeda untuk kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut.

"Tapi belum ada kepastian kalau FFR tidak akan naik tahun ini," ujar dia.

Hanya saja, apabila pelaku pasar keuangan global maupun domestik sudah mengantisipasi kenaikan FFR, dan rupiah tidak tertekan parah, maka BI tidak perlu menaikkan suku bunganya.

Eric memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunganya sekitar 25 hingga 50 basis poin (bps). "Tapi saya lebih cenderung meperkirakan 25 bps," jelasnya.

Sebelumnya BI memperjelas akan tetap ketat dalam kebijakan suku bunga acuan BI-7 Days Reverse Repo Rate (BI-7DRRR), namun cenderung memperlonggar likuiditas agar perbankan masih mampu mendorong pertumbuhan kredit.

Pengetatan kebijakan suku bunga dilakukan BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta menekan defisit neraca transaksi berjalan. Sedangkan pelonggaran likuiditas utamanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×