kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.378.000   -2.000   -0,08%
  • USD/IDR 16.682   6,00   0,04%
  • IDX 8.572   50,52   0,59%
  • KOMPAS100 1.188   8,30   0,70%
  • LQ45 862   4,81   0,56%
  • ISSI 303   3,31   1,11%
  • IDX30 444   1,00   0,23%
  • IDXHIDIV20 514   0,95   0,19%
  • IDX80 134   1,04   0,79%
  • IDXV30 137   1,06   0,77%
  • IDXQ30 142   0,38   0,27%

Rosan: Investasi Kelapa US$ 100 Juta Berpotensi Cetak 10.000 Lapangan Kerja pada 2026


Rabu, 26 November 2025 / 14:57 WIB
Rosan: Investasi Kelapa US$ 100 Juta Berpotensi Cetak 10.000 Lapangan Kerja pada 2026
ILUSTRASI. Menteri Investasi/Kepala BKPM yang juga CEO Danantara, Rosan Roeslani. CEO BPI Danantara, Rosan P Roeslani melaporkan bahwa investasi di bidang kelapa sudah mulai berjalan dengan nilai US$ 100 juta.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan P Roeslani melaporkan bahwa investasi di bidang kelapa sudah mulai berjalan dengan nilai US$ 100 juta.

Rosan mengungkapkan, meskipun nilai investasinya relatif kecil jika dibandingkan dengan sektor mineral seperti nikel yang bisa mencapai US$ 1 miliar hingga US$ 3 miliar, hilirisasi kelapa ini mampu mendorong sektor padat karya.

"Memang investasinya hanya US$ 100 juta. Tapi penyerapan tenaga kerja yang bekerja saja, dari 3 fase itu, 1 fase sudah selesai tahun ini, 1 fase itu 5.000 orang. Tiga fase ini kelar, tahun depan 10.000 orang," ujarnya dalam acara Kompas 100 CEO Forum, di ICE BSD, Rabu (26/11/2025).

Baca Juga: Purbaya Perketat Aturan: Dana Desa Bisa Cair Bila Punya Koperasi Desa Merah Putih

Rosan mengungkapkan, Indonesia merupakan penghasil kelapa terbesar di dunia, namun belum terorganisir dengan baik. Dengan adanya investasi tersebut, pihaknya optimistis pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah dapat tercapai.

"Memang itu pertumbuhan itu saya yakin Insya Allah kita bisa capai," tegas Rosan.

Rosan mengakui, investasi di sektor hilirisasi kelapa ini lebih bersifat labour intensive (padat karya), berbeda dengan investasi di sektor mineral yang cenderung capital intensive (padat modal).

Meski demikian, Rosan menyoroti masih adanya pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan pemerintah untuk menarik investasi lebih besar. Hal ini terkait perbaikan hukum dan perizinan.

"PR-nya saya bilang masih ada, yaitu kita mesti ada dari segi rule of law-nya mesti kita sempurnakan, kemudian clarity-nya juga kita harus sempurnakan," jelasnya.

Namun, Rosan menambahkan bahwa beberapa regulasi sudah dikeluarkan, termasuk Peraturan Pemerintah yang memberikan kepastian dari segi investasi di Indonesia, terutama terkait perizinan yang harus terus disempurnakan ke depan. 

Baca Juga: Pendaftaran Magang Nasional Tahap III Segera Dibuka, Kemnaker Siapkan 23.000 Kuota

Selanjutnya: Promo Minyak Goreng Hemat di Alfamart November 2025, Mulai Rp 30.000-an

Menarik Dibaca: Tayang 8 Januari, Film Suka Duka Tawa Rilis Official Trailer & Poster

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×