kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.606.000   15.000   0,94%
  • USD/IDR 16.290   50,00   0,31%
  • IDX 7.257   75,31   1,05%
  • KOMPAS100 1.072   13,85   1,31%
  • LQ45 846   11,73   1,41%
  • ISSI 216   3,00   1,41%
  • IDX30 435   5,37   1,25%
  • IDXHIDIV20 520   7,40   1,44%
  • IDX80 122   1,62   1,34%
  • IDXV30 124   0,62   0,50%
  • IDXQ30 143   2,07   1,47%

Duh! Suku Bunga Imbal Hasil Surat Utang Pemerintah AS Diproyeksi Naik Lagi


Senin, 13 November 2023 / 19:06 WIB
Duh! Suku Bunga Imbal Hasil Surat Utang Pemerintah AS Diproyeksi Naik Lagi
ILUSTRASI. BI melihat, suku bunga imbal hasil US Treasury masih mungkin naik hingga akhir tahun 2023.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memproyeksi, suku bunga imbal hasil surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) atau US Treasury masih mungkin naik hingga akhir tahun 2023.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, suku bunga US Treasury mungkin naik menjadi 5,16% pada akhir tahun.

Ini meningkat dari akhir kuartal III-2023, yang berada di posisi 4,57%. Itu pun sudah naik tajam dari 3,84% pada periode sebelumnya.

"Kemungkinan masih akan bertahan juga relatif tinggi pada tahun 2024," tutur Perry di hadapan Komisi XI DPR RI, Senin (13/11).

Perry mengungkapkan, salah satu hal yang mendorong peningkatan suku bunga imbal hasil US Treasury adalah besarnya utang pemerintah AS untuk membiayai dampak Covid-19 dan perang.

Baca Juga: Anggaran Tahunan Bank Indonesia 2023 Diyakini Akan Surplus Rp 27,19 Triliun

Nah, perkembangan ini yang kemudian mendorong terjadinya pelarian modal dalam jumlah besar ke AS dan membuat indeks dolar AS cukup tinggi.

Namun, Perry telah melihat bahwa imbal hasil suku bunga US Treasury mungkin melandai pada tahun 2024, atau lebih tepatnya mulai semester II-2023.

"Pada paruh kedua 2024, suku bunga imbal hasil US Treasury mungkin turun ke 4,87%," tambah Perry.

Indeks dolar AS pun diyakini mulai melemah pada tahun 2024, yaitu dari perkiraan 107,0 pada kuartal IV-2023, menjadi 102,1% pada tahun depan.

Perry menegaskan, fenomena tersebut akan membuat otoritas pasang kuda-kuda kuat, untuk menjaga ketahanan ekonomi, khususnya dampak terhadap stabilitas nilai tukar rupiah.

Juga, dampak dari pelarian modal ke stabilitas moneter dan sistem keuangan, juga dalam menjaga keseimbangan dalam dorong pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×