Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan penerbitan surat utang negara (SUN) dalam denominasi yuan China atau Dim Sum Bond tetap sesuai jadwal, yakni pada kuartal IV-2025.
Instrumen ini akan digunakan untuk membiayai defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Suminto, belum bersedia mengungkap detail waktu maupun besaran penerbitan.
“Waktu persis penerbitannya belum dapat diinformasikan terkait dengan protokol atau ketentuan pasar modal,” kata Suminto kepada KONTAN, Senin (6/10/2025).
Baca Juga: Pemerintah Masih Siapkan Dim Sum Bond
Ia menjelaskan, karena Dim Sum Bond merupakan instrumen yang dapat diperdagangkan (tradeable), maka tingkat imbal hasil (yield) akan ditentukan saat penerbitan sesuai harga pasar.
Sebelumnya, pemerintah telah menerbitkan SUN dalam mata uang Dolar Australia atau Kangaroo Bond untuk pertama kalinya melalui skema Australian Medium-Term Notes (AMTN). Total penerbitan mencapai A$ 800 juta atau setara sekitar Rp 8,5 triliun.
Penawaran perdana pada 7 Agustus 2025 itu mendapat sambutan besar dari pasar, dengan orderbook menembus sekitar A$ 8 miliar atau 10 kali lipat dari target.
Tingginya minat investor, baik global maupun domestik Australia, memungkinkan pemerintah menetapkan yield lebih rendah dari penawaran awal, yakni turun 25 basis poin (bps) untuk tenor lima tahun dan 30 bps untuk tenor 10 tahun.
Global Market Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, menilai momentum penerbitan Dim Sum Bond ideal dilakukan pada November atau awal Desember 2025. Ia memperkirakan pemerintah akan memilih tenor lima dan tujuh tahun.
Baca Juga: Kangaroo dan Dim Sum Bond Siap Meluncur
“Untuk tenor lima tahun yield-nya di kisaran 3,8%-4%, sementara tenor tujuh tahun sekitar 4,1%,” ujarnya.
Menurutnya, pasar China memiliki basis investor luas dan minat besar terhadap instrumen surat utang dengan imbal hasil menarik.
Sementara itu, Chief Economist Pefindo, Suhindarto, menjelaskan imbal hasil obligasi pemerintah China 10 tahun saat ini relatif rendah, yakni sekitar 1,7%-1,9%. Kondisi ini menunjukkan biaya pinjaman renminbi sangat kompetitif dan menarik.
Namun, ia menekankan bahwa karena Dim Sum Bond bersifat tradeable, waktu penerbitan tidak bisa diumumkan jauh-jauh hari.
Baca Juga: Penerbitan Kangaroo dan Dim Sum Bond Diprediksi Menarik Minat Investor
“Penerbitan harus dilakukan pada saat window pasar terbuka, yaitu ketika pasar tenang dan permintaan investor global terhadap aset renminbi sedang tinggi. Dengan begitu, pricing bisa lebih efisien dan penyerapan obligasi optimal,” jelasnya.
Selanjutnya: Ada 10 Token Unlock di Bulan Oktober, Simak Dampaknya ke Market Kripto
Menarik Dibaca: Cara Mengetahui Battery Health pada Ponsel Android dengan Mudah,Intip Langkahnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News