Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo .
Dengan selesainya delapan bendungan tersebut, maka akan menambah jumlah tampungan air sebesar 408,89 juta m³. Bendungan pertama yang telah rampung 100 % konstruksinya, yakni Bendungan Paselloreng.
Baca Juga: LMAN gelontorkan Rp 47,9 triliun untuk pengadaan lahan 72 proyek strategis nasional
Bendungan ini memiliki luas genangan 1.892 hektare dengan kapasitas tampung 138 juta m³ untuk mengairi 8.510 hektare sawah. Pembangunannya dikerjakan oleh PT Wijaya Karya – PT Bumi Karsa, KSO (Kerjasama Operasi) dengan biaya Rp 753,4 miliar.
Tiga bendungan lainnya yang juga akan rampung pada 2020 berada di Provinsi Jawa Timur yakni, Bendungan Tukul, Bendungan Bendo dan dan Bendungan Gongseng. Progres fisik Bendungan Tukul dengan daya tampung 8.68 juta m³ untuk untuk mensuplai irigasi seluas 600 hektare dan air baku 300 liter per detik sudah 76,2%. Pembangunan bendungan Tukul dimulai pada 2013 hingga 2020 dengan kontraktor PT Brantas Abipraya sebesar Rp 904 miliar.
Sedangkan untuk Bendungan Gongseng yang dibangun mulai 2013 hingga 2020 memiliki kapasitas tampungan 22,43 juta meter kubik. Saat ini progres konstruksinya 76,03%.
Selanjutnya Bendungan Bendo dengan kapasitas 43,11 juta m³ air saat ini progres fisiknya sudah sebesar 70,97%. Pembangunan Bendungan Bendo dikerjakan oleh PT. Wijaya Karya, PT Hutama Karya dan PT Nindya Karya (KSO) dengan biaya total sebesar Rp 1,080 triliun.
Baca Juga: PUPR luncurkan aplikasi E-BSPS guna pantau pelaksanaan bedah rumah