kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Deflasi 4 Bulan Beruntun, Sri Mulyani Sebut Bukan Karena Penurunan Daya Beli


Senin, 02 September 2024 / 17:53 WIB
Deflasi 4 Bulan Beruntun, Sri Mulyani Sebut Bukan Karena Penurunan Daya Beli
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati?hadiri Sidang Tahunan Parlemen di Jakarta, Jumat (16/8/2024). Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat deflasi selama empat bulan beruntun, terakhir di Agustus 2024 terjadi deflasi 0,03%.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Konsumen (IHK) mencatat deflasi selama empat bulan beruntun. Teranyar, pada Agustus 2024 terjadi deflasi 0,03% secara bulanan atau month to month (MtM).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, deflasi yang terjadi selama empat bulan beruntun bukan dikarenakan daya beli masyarakat yang menurun. Menurunya daya beli masyarakat yang turun biasanya tercermin dari inflasi inti.

Nah, pada Agustus 2024 inflasi komponen inti tercatat sebesar 2,02% year on year (YoY), atau meningkat bila dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,95% YoY.

Baca Juga: BPS: Terjadi Deflasi 0,03% pada Agustus 2024

“Kalau lihat dari core inflasinya, masih positif, mungkin bukan dari situ (penurunan daya beli). Kalau deflasi berasal dari (penurunan) harga pangan memang diupayakan oleh pemerintah,” tutur Sri Mulyani kepada awak media, Senin (2/9).

IKH pada Agustus 2024 mengalami deflasi salah satunya dikarenakan inflasi harga bergejolak atau volatile food turun menjadi 3,04% YoY, dari bulan sebelumnya sebesar 3,36% YoY. Inflasi harga bergejolak yang turun ini mengindikasikan harga pangan yang cenderung turun.

Meski menandakan hal baik, Sri Mulyani menekankan, pihaknya akan tetap waspada dan tak lengah untuk menjaga tren inflasi ke depannya. “Tapi kita akan tetap waspada. Kalau core inflasinya masih cukup bagus masih tumbuh ya itu oke,” ungkapnya.

Baca Juga: Kelas Menengah Turun Kelas, Indonesia Bisa Susah Keluar dari Midle Income Trap

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menyampaikan, kelompok pengeluaran penyumbang deflasi terbesar adalah makanan, minuman dan tembakau. Ia mencatat kelompok tersebut mengalami deflasi sebesar 0,52% dan memberikan andil deflasi sebesar 0,15%.

"Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi komponen bergejolak di antaranya bawang merah, daging ayam ras, tomat dan telur ayam ras," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×