kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Chatib Basri Ungkap Penyebab Dolar AS Perkasa


Rabu, 19 Oktober 2022 / 09:50 WIB
Chatib Basri Ungkap Penyebab Dolar AS Perkasa
Chatib Basri Ungkap Penyebab Dolar AS Perkasa


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kurs dolar Amerika Serikat (AS) masih perkasa dan memukul pergerakan nilai tukar negara-negara lain, termasuk rupiah. 

Peneliti Ekonomi Senior Chatib Basri mengatakan kondisi penguatan dolar AS masih akan berlangsung. Namun kelangsungan penguatan dolar AS ini dengan tiga kondisi. 

Pertama, pertumbuhan ekonomi AS lebih kuat dari Eropa. 

Kedua, Amerika Serikat net eksportir energi komoditas. 

Ketiga, ada peningkatan suku bunga acuan. 

Baca Juga: Chatib Basri: Di Tengah Pesimisme Ekonomi Global, IMF Optimistis Prospek Indonesia

"Dengan melihat itu, strong dolar AS masih akan terjadi,” ujar Chatib dalam Indonesia Knowledge Forum BCA, Selasa (18/10) secara daring. 

Pada penutupan perdagangan kemarin, rupiah di pasar spot parkir ke level Rp 15.464 per dolar AS. 

Namun, bila menilik data non-deliverable forward (NDF) 1 tahun, rupiah pada tahun depan berpotensi bergerak di kisaran Rp 15.751 per dolar AS. 

“Artinya, depresiasi masih akan terjadi di tahun depan karena kondisi strong dolar ini,” tegasnya. 

Namun, Mantan Menteri Keuangan ini tetap yakin depresiasi nilai tukar rupiah masih akan relatif kecil bila dibandingkan dengan pelemahan nilai tukar negara lain. Hal ini seiring dengan kondisi fundamental Indonesia yang masih baik. 

Baca Juga: Chatib Basri Terpilih Menjadi Ketua Dewan Pengelola Dana FIF

Seperti contohnya, neraca perdagangan Indonesia yang surplus jumbo. 

Neraca perdagangan periode Januari 2022 hingga September 2022, mencatat total surplus US$ 39,87 miliar, atau naik 58,83% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. 

Selain itu, porsi kepemilikan asing di obligasi Indonesia sudah turun signifikan. Pada waktu krisis taper tantrum 2013, porsi kepemilikan asing di atas 30%, sedangkan pada tahun berjalan 2022, porsi kepemilikan asing sekitar 14%. 

Baca Juga: Chatib Basri: Jadi Anggota Tetap FATF Mengangkat Kredibilitas Indonesia

Namun, Chatib menegaskan, pergerakan nilai tukar ini tidak bisa diperkirakan tepat 100%. Pasalnya, ini akan sangat bergantung dengan situasi dan kondisi yang terjadi, dan bahkan bisa berubah setiap harinya. 

“Intinya, kalau ada yang klaim bisa memprediksi pergerakan nilai tukar ke depan, adalah mereka yang memiliki humor tinggi. Karena pasti salah. Bila melihat data NDF juga, datanya berubah setiap hari,” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×