Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keringat Unu Hidayat sebagai pedagang es doger keliling di Kota Bandung, terbayar oleh kelulusan puteranya, Oki Priyadi (31) sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).
“Ki, kamu bisa. Walaupun keluarga kita belum ada yang jadi PNS, tapi kamu bisa,” ujar Oki, menirukan ucapan ayahnya di sela-sela pemberkasan CPNS di Jakarta pekan lalu yang disiarkan PANRB, Rabu (16/1).
Lahir dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi, tak lantas membuat semangat Oki kendor dalam menggapai cita-citanya untuk menjadi abdi negara. Baginya, profesi itu sangat prestisius dan bisa membanggakan keluarga, terutama ayah dan ibunya.
Langkah Oki yang akhirnya bisa menginjakkan kaki di Kementerian PANRB sebagai CPNS. Dengan bergabung di kementerian ini ia berharap dapat menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk mengubah stigma buruk birokrasi.
Antara lain, masih banyak opini masyarakat yang menganggap PNS itu males-malesan, korup, dan lambat. “Mudah2an saya bisa ikut berperan untuk mengubah image tersebut dan menyosialisasikan ke masyarakat bahwa PNS sekarang tidak seperti dulu lagi. PNS sekarang berintegritas dan punya semangat kerja tinggi,” ungkapnya seraya menambahkan bahwa ia melihat peluang berhasilnya paling tinggi.
Oki mengisahkan, menjadi PNS adalah keinginan terbesar ibu serta istrinya. Semangatnya makin terpacu saat hendak mendaftar pada rekrutmen CPNS tahun 2018. Terlebih ketika membaca karya sastra berjudul ‘Tujuh Pintu Keajaiban Rejeki’ karya Ippo Santosa.
Dalam karya itu disebutkan keinginan itu seperti gelombang. Bila kita memiliki keinginan yang sama dengan dua bidadari, yakni ibu dan istri, maka gelombang itu akan semakin membesar dan ‘menembus’ langit.
Dalam buku itu juga disebutkan, gelombang atau energi itu bisa menggetarkan Arasy Allah, dan Allah akan mengabulkannya. “Dan benarlah teori tersebut, saya lulus CPNS dengan nilai yang cukup baik,” kata Oki berkisah.
Namun, cita-cita menjadi CPNS bersama sang istri tidak sepenuhnya terwujud. Bukan karena sang istri tidak lulus tes, tetapi saat kehamilannya menginjak usia tujuh bulan, istri Oki mengalami pendarahan hebat.
Istri serta anak pertama Oki, dipanggil Sang Khalik. Saat-saat sulit itu pun menghadang Oki. Ia merasa putus asa dan mengurung diri di kamar hingga beberapa bulan. “Tidak melakukan apa-apa, saya seperti kehilangan arah,” imbuhnya singkat.
Namun, Oki tak ingin tenggelam dalam emosi jiwanya. Ia lebih berserah kepada kehendak-Nya. Sampai suatu ketika, Oki membaca ayat suci Al-Qur’an dari surat Al-Insyiroh. Dalam surat itu, ada ayat yang tertulis, “Setelah ada kesulitan, pasti ada kemudahan.” Sejak itulah maka semangat Oki untuk menjadi PNS kembali bangkit setelah meyakini firman dari Sang Maha Kuasa itu.