kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.871.000   -23.000   -1,21%
  • USD/IDR 16.420   -15,00   -0,09%
  • IDX 7.095   -46,49   -0,65%
  • KOMPAS100 1.030   -10,30   -0,99%
  • LQ45 803   -9,10   -1,12%
  • ISSI 223   -2,38   -1,06%
  • IDX30 419   -4,71   -1,11%
  • IDXHIDIV20 502   -8,79   -1,72%
  • IDX80 116   -1,49   -1,27%
  • IDXV30 119   -2,82   -2,32%
  • IDXQ30 138   -1,77   -1,27%

Catatan bagi direksi perusahaan BUMN, salah satunya harus punya networking yang luas


Sabtu, 20 Juni 2020 / 05:30 WIB
Catatan bagi direksi perusahaan BUMN, salah satunya harus punya networking yang luas


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perombakan dan rotasi jabatan direksi di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selalu terjadi setiap tahunnya. Adanya perombakan diharapkan dapat meningkatkan kinerja perseroan tersebut dan dapat menyumbang keuntungan bagi negara sebagai pemilik saham mayoritas di seluruh BUMN.

Menurut Agus Pambagio, Pengamat Kebijakan Publik penggantian direksi oleh kementerian, apalagi menteri tersebut baru menduduki departemen tersebut adalah hal yang lazim. Terkadang sudah jadi kebiasaan, menteri BUMN menempatkan personil yang sesuai dengan visi dan misinya.

Baca Juga: Pembagian dividen dan prospek saham TLKM

"Hal itu tak masalah, selama yang bersangkutan ditaruh disana memang mampu memajukan perusahaan untuk lebih baik," ujar Agus kepada Kontan.co.id, Jumat (19/6). Memajukan BUMN tersebut dalam artian inovatif dan terukur dalam menerapkan target.

Karena menurut Agus, pada akhirnya BUMN diminta dapat memberikan untung bagi negara. Lebih lanjut ia mengatakan, perombakan banyak perusahaan plat merah ini harus mengedepankan koordinasi dan pengawasan antara Board of Commisoner (BOC) terhadap Board of Director (BOD).

"Bagaimana BOD dan BOC bisa bekerja sama bukannya malah berkelahi," sebut Agus. Selain itu ia melihat, menteri BUMN saat ini juga tidak menyukai adanya fenomena anak hingga cucu usaha yang berkembang biak dalam beberapa BUMN, hal tersebut akan menggerus efisiensi perusahaan dan menambah beban negara.

Selain itu BUMN juga punya citra yang kurang kompetitif dan kolot, maka pemerintah mulai menggandeng generasi milenial untuk terlibat dalam memajukan badan usaha tersebut. Menurut pandangan Agus, apapun latar belakang yang dipilih untuk memimpin BUMN tidak hanya berorientasi dari segi umur.

Baca Juga: Menteri Erick angkat Saefudin Noer jadi dirut Pelindo III, ini rekam jejaknya

Punya networking luas

Beberapa catatan Agus ialah, pertama direksi dan komisaris harus punya integritas terhadap negara, kedua orang tersebut juga pembelajar cepat dan cerdas. "Lalu dia harus sudah dalam keadaan kenyang, supaya tidak cari-cari kesempatan (korupsi) karena lapar," terangnya.

Yang terakhir ialah pemangku jabatan di BUMN harus punya networking yang baik dan luas mulai dari aparat, media, NGO dan sebagainya. Agar bisa memuluskan kerja perusahaan yang di lapangan terkadang berhadapan dengan lika-liku birokrasi yang kaku, bawahan yang tidak jujur dan bermacam persoalan manajemen peninggalan pendahulunya.

Di masa pandemi ini, Agus mengakui tak mudah untuk merombak dan meningkatkan kinerja BUMN. Padahal perusahaan plat merah sering jadi sorotan publik, ia mencontohkan misalnya saat kasus penyelundupan komponen motor dan sepeda oleh Garuda Indonesia.

Sementara itu beberapa BUMN mendapatkan apresiasi positif, seperti di sektor transportasi dan kelautan, PT Kereta Api Indonesia dan Pelindo. Sedangkan yang akhir-akhir ini perombakan terjadi juga di Pertamina, Agus menilai usai di periode pertama pemerintahan fokus di transportasi, di periode kedua ini tampaknya ada keinginan fokus menata BUMN di sektor energi.

Baca Juga: Defisit APBN bengkak hingga 6%, Menkeu berharap Covid-19 bisa diatasi di kuartal III

Sebelumnya Staf Khusus (Stafsus) Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan proses bongkar pasang petinggi BUMN terjadi melalui alur yang cukup panjang. Kandidat pimpinan atau talent pool dipilih dari sekelompok orang yang dinilai berkualitas dan memiliki talenta.

Talent pool tersebut berasal dari pegawai karir BUMN maupun luar BUMN, dimana porsi kandidat eksternal BUMN bahkan ditambah dari 10% menjadi 30%. Kandidat pimpinan itu akan diseleksi oleh tim dari kedeputian SDM, setelahnya diberikan ke Wakil Menteri (Wamen) BUMN yang membawahi sektoral BUMN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×