kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.313   10,00   0,06%
  • IDX 7.192   51,54   0,72%
  • KOMPAS100 1.027   0,61   0,06%
  • LQ45 779   -0,14   -0,02%
  • ISSI 237   2,91   1,24%
  • IDX30 402   -0,27   -0,07%
  • IDXHIDIV20 464   1,04   0,22%
  • IDX80 116   0,22   0,19%
  • IDXV30 118   1,12   0,95%
  • IDXQ30 128   -0,16   -0,12%

RI Kena Tarif Resiprokal AS 19%, Indef Wanti-Wanti Hal Ini


Rabu, 16 Juli 2025 / 15:46 WIB
RI Kena Tarif Resiprokal AS 19%, Indef Wanti-Wanti Hal Ini
ILUSTRASI. Ekonom sekaligus Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Eko Listiyanto INDEF mewanti-wanti dampak yang ditimbulkan usai Amerika Serikat (AS) menetapkan tarif resiprokal Indonesia sebesar 19%.


Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listiyanto mewanti-wanti dampak yang ditimbulkan usai Amerika Serikat (AS) menetapkan tarif resiprokal Indonesia sebesar 19%.

Eko menjelaskan bahwa hal ini bisa memicu transhipment barang-barang dari negara lain yang hendak dikirim ke AS dan dikirim lewat Indonesia.

Misalnya, kata Eko, jika China dikenakan tarif lebih besar, kemudian mereka berfikir untuk mengirimkan barang dari Indonesia saja menuju AS yang notabene tarifnya lebih murah.

“Kalau kita terbukti ada perusahaan yang melakukan transhipment, perusahaan China misalkan karena ditarifin lebih mahal, dia belokin ke Indonesia, dia kirim dari Indonesia ke Amerika, lebih murah kan,” ujarnya saat ditemui di Menara Kompas, Jakarta, Rabu (16/7).

Baca Juga: Ekspor Furnitur ke AS Kena Tarif 19%, HIMKI: Buyer Beralih ke Vietnam

Menurut Eko, jika AS mengetahui permainan tersebut maka dampaknya bisa dikenakan atau dinaikkan lagi tarif resiprokal untuk Indonesia. Untuk itu, pemerintah perlu mendetailkan barang-barang transhipment.

“Transhipment itu sejauh mana, apakah made in China atau made by China. Kemampuan untuk kita mendefinisikan secara jelas itu akan menghindari dispute di masa depan,” terangnya.

Untuk diketahui, Presiden AS, Donald Trump mengumumkan kesepakatan dagang dengan Indonesia pada Selasa (15/7). Di mana, berdasarkan perjanjian baru tersebut, AS akan mengenakan tarif 19% untuk barang-barang dari Indonesia.

Trump bilang, bakal ada lebih banyak kesepakatan yang sedang digarap, seiring dengan persyaratan yang lebih baik dengan mitra dagang dan jalan menuju pengurangan defisit perdagangan AS yang sangat besar.

Trump menyebut bahwa tarif 19% akan dikenakan atas ekspor Indonesia ke AS, namun sebaliknya, ekspor AS ke Indonesia akan dibebaskan dari tarif.

“Mereka akan membayar 19%, kita tidak membayar apa pun, kita akan punya akses penuh ke pasar Indonesia,” kata Trump.

Baca Juga: Tarif Trump Turun Jadi 19%, Istana: Terendah di Asia

Selanjutnya: BI Pangkas Suku Bunga Acuan jadi 5,25%, Cermati Rekomendasi Sektor dan Saham Berikut

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok di Jabodetabek 17-18 Juli, Hujan Lebat di Daerah Berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×