Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Bambang Ekajaya mengapresiasi capaian program 3 juta rumah di 100 hari pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini, kata dia, diperkuat dengan telah diumumkannya 40.000 unit rumah yang terbangun selama hampir 4 bulan pemerintah Prabowo berjalan. Selain itu, juga terdapat komitmen dari Qatar yang hendak membiayai 1 juta unit rumah di tanah air.
“Untuk awal tahun kan sudah diumumkan 40.000 unit rumah rakyat yang di bangun dan ada komitmen 1 juta rumah support dari Qatar, kita apresiasi,” ujarnya kepada KONTAN, Sabtu (26/1).
Selain itu, lanjut Bambang, juga terdapat terobosan yang dilakukan pemerintah untuk memanfaatkan lahan-lahan sitaan dan tanah yang tak terurus baik landed maupun hunian vertikal di perkotaan.
Baca Juga: Program 3 Juta Rumah Dinilai Belum Bisa Angkat Kinerja Industri Semen Nasional
“Kalau itu bisa direalisasi dengan hati-hati akan membantu pencapaian 3 juta hunian per tahun, karena komponen biaya tanah mencapai 30% dari total cost untuk landed, 15% untuk hunian vertikal,” terangnya.
Di sisi lain, Bambang mengatakan, untuk rumah subsidi lewat skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dinilai masih memiliki market yang besar. Menurutnya, ini terlihat dari angka backlog perumahan yang mencapai 9,9 juta dan kebutuhan hunian baru sekitar 600.000 sampai 700.000 unit per tahun.
“Sedangkan yang perlu lebih diperhatikan untuk hunian vertikal di perkotaan, yang sampai saat ini rusunami tersebut masih dikerjakan pemerintah, karena swasta belum bisa berpartisipasi. Dari hitungan kami harga dasar patokan pemerintah lebih rendah dari biaya pembangunannya,” tandasnya.
Baca Juga: Tarik Minat Masyarakat di Program 3 Juta Rumah, Kementerian BUMN Gunakan Konsep TOD
Dipertanyakan
Sementara itu, Anggota Komisi V DPR, Adian Napitupulu mempertanyakan pembangunan 40.000 unit rumah yang disebut-sebut telah dibangun dalam waktu empat bulan. Pasalnya, itu diklaim sebagai bagian dari dari program 3 juta rumah.
Adian mengungkapkan bahwa dirinya telah menanyakan kepada Wakil Menteri PKP Fahri Hamzah mengenai pembangunan 40.000 rumah tersebut.
Menurut Fahri, rumah-rumah tersebut sebenarnya dibangun pada masa pemerintahan Presiden Jokowi, dan bukan bagian dari program 3 juta rumah.
"Kemarin tiba-tiba kita tersentak-sentak, orang bilang kesaktian luar biasa dari Oktober, November, Desember, Januari 40.000 rumah sudah dibangun, bagaimana mempertanggungjawabkan itu," ujar Adian.
Baca Juga: Dukung Program 3 Juta Rumah, Erick Thohir Dorong BTN Pasarkan KPR Hunian TOD
Ia mengkritik klaim tersebut dengan menyatakan bahwa pembangunan rumah tersebut harusnya tidak diambil alih dalam program yang baru.
Adian juga mempertanyakan soal anggaran untuk program 3 juta rumah, mengingat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk program tersebut belum selesai dirancang.
"Bagaimana ngitungnya 40.000 rumah dalam 4 bulan, APBN-nya belum kelar," ujarnya.
Selain itu, Adian juga mengingatkan bahwa masyarakat saat ini menunggu kepastian mengenai rencana dan peta jalan program 3 juta rumah, termasuk anggaran yang akan digunakan dan penyediaan lahan untuk pembangunan rumah tersebut.
"Bisa dapat tanahnya? Jangan-jangan di gunung-gunung sana seperti yang diberitakan di TV-TV banyak yang tidak terpakai, tidak terjual, mangkrak, sudah jadi gak dipakai, aksesnya susah. Jadi kita mau serius gak sih buat rakyat? Atau ada bisnis di balik kata rakyat ini?" ungkap Adian.
Selanjutnya: Indonesia Masters 2025 : Fajar / Rian Tahluk dari Malaysia, Tuan Rumah Tanpa Gelar
Menarik Dibaca: AIFA 2025 Dorong Industri Fesyen Muslim Tanah Air Berkembang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News