kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPS: Neraca dagang April 2020 defisit US$ 0,35 miliar


Jumat, 15 Mei 2020 / 10:08 WIB
BPS: Neraca dagang April 2020 defisit US$ 0,35 miliar
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (3/1). Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor melonjak hingga dua digit pada 2020 mendatang. Nilai ekspor pada triwulan III 2019 hanya sebesar 0,02%. Pertumbuhan tersebut


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Neraca perdagangan April 2020 rupanya mengalami defisit. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, defisit pada bulan tersebut sebesar US$ 0,35 miliar. Ini disebabkan oleh nilai ekspor yang lebih rendah daripada nilai impor pada bulan April 2020.

BPS pun memerinci, nilai ekspor pada bulan April 2020 tercatat sebesar US$ 12,92 miliar. Sementara nilai impor sebesar US$ 12,54 miliar.

"Namun, kalau dilihat, defisit pada April 2020 ini masih lebih bagus bila dibandingkan dengan April 2019 yang saat itu defisit US$ 2,3 miliar. Ini lebih landai," kata Kepala BPS Suhariyanto, Jumat (15/5).

Baca Juga: Begini rincian BPS terkait fluktuasi harga komoditas saat pandemi corona

Meski pada bulan April mengalami defisit, neraca dagang periode Januari 2020 - April 2020 menunjukkan hal sebaliknya, yaitu mengalami surplus US$ 2,25 miliar. Hal ini disebabkan oleh nilai impor kumulatif yang masih lebih kecil dibandingkan dengan nilai ekspor kumulatif.

Nilai ekspor kumulatif periode tersebut sebesar US$ 53,95 miliar alias meningkat 0,44% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara nilai impor pada periode Januari 2020 - April 2020 ini tercatat sebesar US$ 51,71 miliar atau turun 7,78% dari periode yang sama tahun lalu.

Suhariyanto juga mengatakan bahwa capaian ini jauh lebih bagus dari periode Januari - April 2019 yang mengalami defisit US$ 2,3 miliar. Apalagi, bila memperhatikan adanya wabah Covid-19 yang masih menghantam perekonomian negara.

"Tteapi tetap yang harus kita waspadai penurunan impor bahan baku dan juga penurunan impor barang modal. Karena ini bisa berdampak buruk ke industri, perdagangan, dan investasi," tambah Suhariyanto.

Baca Juga: Ekonom: Neraca dagang Indonesia masih akan Surplus pada April 2020

Lebih lanjut, Indonesia juga masih mencatat surplus dengan beberapa negara dalam periode Januari 2020 - April 2020, di antaranya Amerika Serikat (AS) yang surplus US$ 3,6 miliar, India suprlus US$ 2,3 miliar, dan Belanda surplus US$ 757 juta.

Akan tetapi, Indonesia juga mencatat defisit perdagangan dengan beberapa negara, antara lain Thailand yang sebesar US$ 1,2 miliar, China sebesar US$ 4,48 miliar, dan Australia sebesar US$ 754 juta.

"Capaian-capain tersebut dipengaruhi oleh perekonomian negara yang tidak pasti dan bahkan banyak perekonomian yang melambat bahkan kontraksi, serta perlambatan inflasi yang menunjukkan penurunan daya beli sehingga harga-harga komoditas juga mengalami penurunan yang cukup dalam. Itu yang mewarnai performa neraca dagang Indonesia selama April 2020 dan selama Januari 2020 - April 2020," tandas Suhariyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×