Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
Sementara untuk rencana pemerintah untuk fokus menggandeng investor dari negara-negara selain China, Yusuf memandang bahwa ini merupakan hal yang positif. Apalagi, dengan melihat negara-negara yang disasar BKPM merupakan negara yang relatif lebih maju dan memiliki fasilitas kesehatan yang lebih baik dalam menangkan virus ini.
Di luar negara-negara target BKPM, Yusuf juga memandang adanya potensi investasi di negara-negara global. Ini disebabkan oleh sudah banyak negara yang langsung cepat dalam menghadapi ketidakpastian global dengan mempersiapkan paket ekonomi baik dari sisi fiskal maupun moneter untuk menjaga kondisi ekonominya.
Baca Juga: Korban meninggal akibat virus corona di Italia mendekati 200 orang
Akan tetapi, Yusuf juga melihat bahwa hal terpenting dalam menarik modal asing maupun domestik adalah dengan Indonesia membenahi keadaan dalam negeri terlebih dahulu karena menurutnya, masih banyak tantangan dari dalam negeri yang belum terselesaikan dengan tuntas.
"Banyak hal, seperti regulasi yang masih tumpang tindih, koordinasi pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang tidak jalan, harga logistik yang tinggi, hingga masalah hubungan industrial antarburuh dan pelaku industri," tambah Yusuf.
Selain memperbaiki hal itu, kehadiran Rancangan Undang-Undang (RUU) Omnibus Law juga dipandang sebagai angin segar bagi prospek penanaman modal di negeri ini.
Baca Juga: Cegah penyebaran virus corona, kapal pesiar Viking Sun tidak boleh berlabuh di Bali
Menurutnya, bila RUU yang sedang digodok oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini diimplementasi, maka bisa membantu pencapaian target investasi.
Akan tetapi, ia juga menambahkan catatan bahwa RUU sapu jagat ini juga perlu diterima oleh semua pihak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News