kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.409.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.435   -30,00   -0,19%
  • IDX 7.798   37,20   0,48%
  • KOMPAS100 1.185   9,64   0,82%
  • LQ45 958   6,85   0,72%
  • ISSI 226   2,67   1,19%
  • IDX30 488   3,53   0,73%
  • IDXHIDIV20 589   4,06   0,69%
  • IDX80 134   1,16   0,87%
  • IDXV30 140   2,67   1,94%
  • IDXQ30 163   1,24   0,77%

BI Perkirakan Transaksi Digital Naik 14 Kali Lipat Jadi 10,05 Miliar pada 2030


Jumat, 23 Agustus 2024 / 23:52 WIB
BI Perkirakan Transaksi Digital Naik 14 Kali Lipat Jadi 10,05 Miliar pada 2030
ILUSTRASI. Nasabah melintasi iklan layanan BI Fast pada kantor cabang bank swasta di Jakarta (18/12/2023). Keberadaan layanan BI Fast yang bisa digunakan untuk transfer antar bank kini kian diminati. Proyeksi Bank Indonesia (BI), layanan BI Fast diperkirakan mampu tumbuh hingga 74% secara tahunan, dengan nilai transaksi yang diproyeksikan bisa mencapai Rp 9.971 triliun. (KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – NUSA DUA. Bank Indonesia (BI) meramal, transaksi digital pada 2030 ke depan bisa meningkat 14 kali lipat dari 600 juta transaksi, menjadi 10,05 miliar transaksi.

Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Ryan Rizaldy menyampaikan, meningkatnya  jumlah transaksi digital tersebut didukung oleh generasi Y dan Z, yang memang saat ini lebih dominan menggunakan sistem pembayaran dengan transaksi digital.

Baca Juga: Bidik Peningkatan Transaksi EDC, Ini Strategi Sejumlah Perbankan

“Perhitungan kami, sampai di Natal 2030 ke depan, itu transaksi digital bisa berlipat 14 kali. Dari 0,6 miliar transaksi bisa naik menjadi 10,05 transaksi,” tutur Ryan dalam Media Briefing, Jumat (23/8).

Ryan menyebut, generasi muda kedepannya juga akan berperan penting dalam menggerakan perekonomian dalam negeri sampai dengan 2030.

Meski diperkirakan meningkat, menurunnya harus tetap diimbangi dengan mesin dan teknologi yang mampu mengimbangi naiknya jumlah transaksi digital tersebut.

Misalnya dengan menyesuaikan infrastrukturnya dengan kebutuhan yang ada. Kemudian juga penyesuaian transaksi digital yang meningkat ini harus sinergis.

“Gak mungkin ditanggung sendirian oleh BI fast. atau mungkin infrastruktur yang dijalankan oleh swasta seperti itu,” ungkapnya.

Baca Juga: Strategi Link Aja Antisipasi Transaksi Mencurigakan Terkait Judi Online

Ryan bilang, perkiraan transaksi yang meningkat 14 kali lipat tersebut apabila hanya BI yang bekerja sendirian maka tidak akan sustain. Sehingga Harus ada sinergi yang baik antara Bank Indonesia dengan industri.

“Jadi ini yang motivasi kita yang pertama. Bahwa saat ini kita membutuhkan pemuatan-pemuatan.  Dan itu retaknya ada di pemuatan infrastruktur untuk bisa menjawab kenaikan transaksi yang kami perkirakan naik 14 kali sampai 2030,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024) Mudah Menagih Hutang

[X]
×