CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

BI: Jika BBM naik Rp 3.000, inflasi naik 3,3%-3,4%


Selasa, 23 September 2014 / 12:32 WIB
BI: Jika BBM naik Rp 3.000, inflasi naik 3,3%-3,4%
ILUSTRASI. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN Bappenas) Suharso Monoarfa


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyatakan, setiap kenaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp 1.000 per liter akan berdampak pada kenaikan inflasi sebesar 1,1%-1,2%. "Kalau naik Rp 2.000 maka kenaikan inflasi sekitar 2,2% sampai 2,4%. Naik Rp 3.000 sekitar 3,3% sampai 3,4%," kata Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara di Gedung DPR, Senin (22/9/2014) malam.

Seperti diberitakan, presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla berencana menaikkan harga BBM saat mulai memerintah. Mirza mengungkapkan, capaian inflasi yang terpantau hingga saat ini masih sejalan dengan target bank sentral yang mematok inflasi hingga akhir tahun 2014 mencapai 4,5 plus minus 1%. 

Meski demikian, asumsi tersebut belum menyebutkan kemungkinan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. "Kita belum bicara kemungkinan kenaikan harga BBM, apa kemungkinan akan terjadi di Oktober, November, Desember, atau awal tahun depan. Pasti akan berpengaruh ke inflasi," ungkap Mirza.

Mantan Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tersebut menyebutkan, angka inflasi bulanan September 2014 secara umum terkontrol. Bank sentral mengharapkan capaian inflasi pada bulan September akan lebih rendah dibandingkan bulan Agustus lalu.

"Saya tidak mengikuti minggu per minggu, tapi harusnya, menurut BI indikasinya September cukup terkontrol. Mudah-mudahan bisa lebih rendah dari Agustus," katanya.

Terkait kebijakan PT Pertamina yang menaikkan harga elpiji ukuran tabung 12 kilogram pada minggu kedua September lalu, Mirza mengungkapkan bank sentral berharap tidak ada dampak yang signfikan terhadap inflasi.  "Mudah-mudahan dampak (kenaikan harga) elpiji tidak (besar)," ucap dia singkat. 

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Agustus 2014 mencapai 0,47%. "Inflasi Agustus 0,47 persen, terendah sejak 2005, hanya kalah dengan Agustus 2006 saja 0,33%," ujar Kepala BPS Suryamin. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×