kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belanda menjadi salah satu negara yang potensial sebagai target Diaspora Bond


Rabu, 17 Juni 2020 / 18:43 WIB
Belanda menjadi salah satu negara yang potensial sebagai target Diaspora Bond
ILUSTRASI. Obligasi


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktorat Jenderal Pengelolaan, Pembiayaan, dan Risiko Keuangan Negara (DJPPR) Kementerian Keuangan menargetkan penerbitan Diaspora Bond akan dilakukan pada November 2020. 

Adanya tujuan penerbitan Diaspora Bond ini untuk melakukan pembangunan proyek-proyek di Indonesia, dan diharapkan Diaspora Bond bisa digunakan sebagai alternatif untuk menutupi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang melebar akibat pandemik Covid-19.

Baca Juga: Analis sebut diaspora bonds lebih menarik jika kuponnya bisa di atas kupon ORI017

Direktur Surat Utang Negara, DJPPR, Kemenkeu, Deni Ridwan mengatakan, diaspora bonds ini memang ditargetkan untuk para investor warga negara Indonesia (WNI) yang berdomisili, bekerja, dan berkeluarga di luar negeri. 

Namun, Deni juga bilang bahwa pemerintah terus menerima masukan secara bilateral dari Kementerian Luar Negeri untuk negara mana saja yang paling potensial untuk ditargetkan tanpa memperhatikan jumlah populasi melainkan potensi dari negara tersebut.

Menurut Deni, salah satu negara yang memiliki pangsa pasar yang potensial adalah Belanda. Dimana populasi nya dengan jumlah 1,7 juta diaspora berdomisili di Belanda. Selanjutnya yang memiliki populasi diaspora yang cukup besar juga berada di Australia. “Kita melihat Belanda merupakan negara yang bisa kita optimalkan karena memiliki pangsa pasar yang potensial,” Kata Deni kepada Kontan.co.id, Rabu (17/6). 

Baca Juga: Diaspora bond akan atraktif jika kuponnya sekitar 7%

Untuk pembelian diaspora bonds ini memang nantinya akan menggunakan denominasi Rupiah. Menurut Deni, penggunaan mata uang rupiah untuk scale up pemanfaatan elektronik SBN (e-sbn) yang dimiliki. “Sejauh ini untuk SBN retail juga memang menggunakan mata uang rupiah serta bekerja sama dengan bank-bank di Indonesia,” Tambahnya. 

Terkait potensi berapa besar jumlah yang akan dihasilkan, Deni juga belum bisa menjawab. Tentunya ia juga sedang menunggu hasil survei yang sudah dibagikan agar dapat mengetahui berapa besar potensi yang akan didapatkan dari obligasi diaspora tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×