kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.430   57,00   0,35%
  • IDX 7.618   3,14   0,04%
  • KOMPAS100 1.065   5,05   0,48%
  • LQ45 805   1,84   0,23%
  • ISSI 256   1,72   0,68%
  • IDX30 416   0,88   0,21%
  • IDXHIDIV20 476   -0,82   -0,17%
  • IDX80 120   0,62   0,51%
  • IDXV30 123   0,46   0,37%
  • IDXQ30 133   0,19   0,15%

Trump Akan Beri Tarif 15%-20% ke Negara yang Tak Negosiasi, Ini Respos Pemerintah


Selasa, 29 Juli 2025 / 16:35 WIB
Trump Akan Beri Tarif 15%-20% ke Negara yang Tak Negosiasi, Ini Respos Pemerintah
ILUSTRASI. Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi isyarat selama 'Winning the AI Race' Summit di Washington D.C., Amerika Serikat, 23 Juli 2025. Donald Trump akan menetapkan tarif dasar global 15% hingga 20% bagi negara-negara yang belum memiliki kesepakatan dagang dengan AS.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan akan menetapkan tarif dasar global sebesar 15% hingga 20% bagi negara-negara yang belum memiliki kesepakatan dagang dengan AS.

Kebijakan ini diumumkan beberapa hari menjelang tenggat waktu penetapan tarif pada 1 Agustus 2025.

Pernyataan tersebut menuai tanda tanya. Pasalnya dengan proses negosiasi yang rumit, dan akhirnya tarif yang diturunkan ke Indonesia hanya 19%. Tarif tersebut bahkan lebih tinggi dari batas dasar tarif untuk negara yang belum memiliki kesepakatan dengan AS.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso membeberkan, pihaknya belum mengetahui pasti terkait kebenaran informasi tersebut.

Baca Juga: Antara Deal Tarif Donald Trump Sampai Fenomena Rojali dan Rohana

“Yang dimaksud 15%-20% itu seperti apa, sekarang ini sejujurnya di dokumen resmi kan belum ada. Itu semuanya nanti kan harus ada perjanjian perdagangan nggak bisa kita tiba-tiba hanya mendasarkan ke pengumuman di media sosial,” tutur Susi kepada awak media, Selasa (29/7).

Ia membeberkan, bahwa kebijakan tarif resiprokal harus diperjelas. Pasalnya selama ini pemahaman pemerintah tarif resiprokal dari AS pemahamannya adalah tarif resiprokal di atas tarif Most-Favoured Nation (MFN).

Namun ternyata, terdapat beberapa negara yang pemahamannya berbeda, dan menyebut tarif resiprokal sudah include dengan tarif MFN.

“Tetap harus diperjelas, saya pagi-pagi sudah dikasih tahu, wah kalau gitu ngapain kita (negosiasi). Sekarang pertanyaannya Jepang saja untuk dapat 15% itu (perjanjiannya) hampir US$ 550 miliar, Eropa untuk dapat 15% (perjanjiannya) US$ 1.350 miliar, kita kemarin US$ 19,5 miliar,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, dengan berbagai negosiasi perjanjian dagang seperti Jepang dan Eropa yang harus melakukan negosiasi tambahan impor dari AS agar mendapatkan tarif lebih rendah dari sebelumnya kisaran 20%-25%, maka akan sangat mustahil apabila negara yang tidak melakukan negosiasi dengan AS akan dikenakan tarif 15% hingga 20%.

“Masa yang lain nggak ngapain-ngapain dikenakan 15% kan juga nggak mungkin. Jadi kejelasannya seperti apa kita harus tanyakan ke United States Trade Representative (USTR) seperti apa. Termasuk kita pun, negara-negara yang sudah sepakat belum ada kan perjanjian dagang,” jelasnya.

Baca Juga: Kelanjutan Tarif AS: Trump Minta Kritikal Mineral Diekspor, Ini Kata Pengusaha

Sebelumnya, Trump membocorkan akan memberikan tarif resiorokal 15% hingga 20% bagi negara yang belum memiliki kesepakatan dengan AS dalam konferensi pers di Turnberry, Scotland, bersama Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, seperti dikutip dari CNBC, Senin (28/7).

“Untuk dunia, saya kira tarifnya akan berada di kisaran 15% sampai 20%. Saya hanya ingin bersikap adil,” kata Trump. 

Trump menekankan bahwa AS tidak mungkin membuat ratusan kesepakatan perdagangan terpisah dengan seluruh negara.

“Kita akan menetapkan tarif untuk seluruh dunia, dan itulah yang harus mereka bayar jika ingin berbisnis dengan Amerika Serikat, karena Anda tidak bisa duduk dan membuat 200 kesepakatan,” ucapnya.

Selanjutnya: Saham BREN Ditutup Stagnan pada Selasa (29/7), Nilai Transaksi Capai Rp 173 Miliar

Menarik Dibaca: Waspadai Hepatitis, Deteksi Dini Bisa Selamatkan Hidup

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×