CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Bappenas: Defisit APBN 2011 bisa diperbesar


Rabu, 08 September 2010 / 08:49 WIB
Bappenas: Defisit APBN 2011 bisa diperbesar


Reporter: Irma Yani | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melihat angka defisit dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2011 yang semula dipatok pada kisaran angka 1,7%, masih dimungkinkan untuk diperlebar. Namun, hal tersebut tentu tergantung kesepakatan antara pemerintah dan DPR dengan memperhitungkan kemampuan negara.

“Saya melihat kemungkinan diperlebar. Tapi ini akan dibahas nanti di dalam sidang kabinet dan di DPR,” kata Sekretaris Menteri PPN/Sekretaris utama Bappenas Syahrial Loetan di Jakarta. Sayang, ia tak memaparkan sampai seberapa besar kemungkinan defisit tersebut diperlebar. Namun, defisit masih dimungkinkan diperlebar sesuai dengan batas maksimal yang ditetapkan sebesar 3% dalam UU Keuangan Negara.

Jika defisit diperlebar, maka konsekuensinya pemerintah sedang membuka kemungkinan untuk mengambil pinjaman luar negeri. Langkah ini memang langkah yang selalu diambil pemerintah dalam menutupi defisit anggaran.

Menurutnya, langkah untuk melakukan pinjaman luar negeri atau berutang, bukan sesuatu yang buruk dan harus dihindari. “Tapi kenyataannya, selama ini utang sesuatu yang harus dihindari," ucapnya. Padahal, selama utang atau pinjaman luar negeri bisa dimanfaatkan untuk hal-hal yang produktif, langkah tersebut dinilai sebagai jalan keluar.

Menurut Syarial, ada kalanya anggaran negara mengalami defisit. Namun, tidak menutup kemungkinan dalam fase tertentu, anggaran negara mengalami surplus. "Saat ini pemerintah memilih untuk lebih berhati-hati dalam menentukan kebijakan yang akan diambil, termasuk kebijakan melakukan pinjaman luar negeri untuk menutup defisit yang besar. Pemerintah bukannya takut berutang, tapi kita cuma berhati-hati agar tidak salah dalam mengambil kebijakan, tentunya dengan mempertimbangkan rasio utang juga,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Komisi XI DPR Harry Azhar Azis mewacanakan memperbesar defisit dalam RAPBN 2011 pada kisaran 2,2%-2,3%.“Kalau dipergunakan untuk pembangunan infrastruktur, defisit besar tidak masalah, Justru saya akan berusaha untuk mengegolkan angka itu,” paparnya baru-baru ini. Harry bilang, jika defisit didorong hingga 2,2-2,3%, maka secara otomatis akan ada tambahan sebesar Rp 42 triliun yang dapat dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×