Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memukul telak perekonomian negara-negara. Sudah mulai muncul deretan nama negara-negara yang jatuh ke jurang resesi dalam paruh pertama tahun 2020, setelah mengalami pertumbuhan negatif dalam dua kuartal berturut-turut.
Indonesia masih belum resmi mengeluarkan pengumuman terkait pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020. Namun, sudah banyak asesmen yang memperkirakan kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal kedua tahun ini akan masuk zona negatif.
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Kamdani memprediksi, kalau pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 akan terkontraksi di kisaran minus 4% hingga minus 6%.
Baca Juga: Indonesia dalam bayang resesi, ini kata ekonomi Core
"Kontraksinya menurut kami memang cukup dalam. Prediksi kami, di rentang tersebut. Namun, kalau dikerucutkan mungkin minus 5%," kata Shinta saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (2/8).
Shinta pun mengaku kalau Kadin telah memberikan usulan pada pemerintah untuk bisa mendongkrak perekonomian di paruh kedua tahun ini. Hal ini juga agar menjaga perekonomian tak jatuh ke dalam jurang resesi.
Katanya, pemerintah diharapkan tetap mempercepat stimulus kepada dunia usaha baik itu dari segi bantuan cash flow dengan restrukturisasi kredit, juga modal kerja baru. "Kalau mau perekonomian pulih, maka diperlukan modal kerja baru," tegas Shinta.
Selain itu, Shinta juga mengimbau agar pemerintah tetap memberikan stimulus untuk menggenjot permintaan. Salah satunya adalah dengan memberikan bantuan berupa pengurangan biaya seperti bantuan labour cost dan energy cost untuk menekan harga output sehingga ini bisa membantu daya beli masyarakat.
Sambil menyelam minum air, stimulus yang dikeluarkan pemerintah tak hanya akan membantu dunia usaha dan daya beli masyarakat.
Stimulus ini juga akan memperlancar belanja pemerintah sehingga ini juga bisa menambah kontribusi konsumsi pemerintah ke dalam perhitungan perekonomian di paruh kedua tahun ini.
"Kita tidak bisa mengontrol permintaan luar negeri. Tetapi kita fully control permintaan dalam negeri. Belanja pemerintah terhadap produk dalam negeri patut dinaikkan," tandasnya.
Sebagai tambahan informasi, menurut pantauan Kontan.co.id, negara-negara yang sudah mengalami resesi antara lain Amerika Serikat (AS) dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2020 minus 5% dan pada kuartal II-2020 terjun ke minus 32%.
Selain itu, ada juga negara Jerman yang telah mengalami pertumbuhan negatif 2,2% pada kuartal I-2020 dan dilanjutkan dengan tumbuh negatif 11,7% pada kuartal II-2020. Sementara itu, Singapura juga mencatat tumbuh minus 3,3% pada kuartal I-2020 dan tumbuh minus 12,6% pada kuartal II-2020.
Baca Juga: Pertumbuhan ekonomi dan kinerja emiten akan menjadi fokus pelaku pasar
Korea Selatan pun mengalami kontraksi ekonomi 1,3% pada kuartal pertama tahun ini disusul dengan pertumbuhan negatif 3,3% pada kuartal II-2020.
Demikian Hong Kong masih mengalami pertumbuhan negatif 9% pada kuartal II-2020 meski sedikit membaik dari pertumbuhan negatif pada kuartal I-2020 yang sebesar 9,1%.
Teranyar, ekonomi Eropa juga semakin dalam jatuh ke dalam jurang resesi. Pada kuartal I-2020, ekonomi Uni Eropa minus 3,2% sementara pada kuartal II-2020, UE minus hingga 11,9%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News