Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Koordinator bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) mengungkap kelanjutan strategi negosiasi tarif resiprokal. Di mana, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan impor minyak hingga komponen agrikultur dari AS.
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pemerintah bakal melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan AS terkait peningkatan impor tersebut pada Senin, (7/7).
“Rencananya akan diadakan perjanjian ataupun memorandum of understanding antara Indonesia dengan mitranya di Amerika Serikat pada tanggal 7 Juli nanti,” jelasnya saat ditemui di Kantor Kemenko Perekonomian, Kamis (3/7).
Baca Juga: Pemerintah Pede AS Tidak Kenakan Tarif Resiprokal Usai Tawarkan Second Offer
Airlangga membocorkan, Indonesia bakal melaksanakan impor komoditas energi dari AS dengan nilai total mencapai US$ 15,5 miliar atau sekitar Rp 251,11 triliun.
Dia memastikan, rencana peningkatan impor komoditas dari AS itu juga telah dibicarakan dengan sejumlah stakeholder mulai dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) hingga BPI Danantara.
“Jadi tadi sudah dibahas tentang rencana Indonesia mengenai pembelian energi yang totalnya bisa mencapai US$ 15,5 miliar, kemudian terkait juga dengan pembelian barang agrikultur, dan juga terkait dengan rencana investasi termasuk di dalamnya oleh BUMN dan Danantara,” tambahnya.
Meski demikian, Airlangga belum dapat memberikan kepastian mengenai hasil final dari negosiasi tersebut pada hari ini. Pasalnya, proses negosiasi diklaim masih terus berlangsung.
Dia menyebut, masih terdapat perwakilan tim Indonesia yang kini berada di Washington DC, Amerika Serikat. Tak sendirian, sejumlah tim perwakilan dari negara lain seperti Vietnam hingga Malaysia juga disebut masih terus melakukan negosiasi.
“Nah status sendiri saat sekarang tim Indonesia juga berada di Washington bersama dengan negara lain yang ada di sana, antara lain India, Jepang, EU (Uni Eropa), Vietnam tentu di sana dan juga Malaysia,” tambahnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyebut Pemerintah menginginkan Indonesia tidak dikenakan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat (AS) alias 0% tarif resiprokal.
Hal ini disampaikannya mengingat tenggat Waktu negosiasi dagang dengan AS tinggal menghitung hari, yakni pada 8-9 Juli 2025.
"Tentu kita ingin agar tarif resiprokal tidak dikenakan terhadap Indonesia. (Sampai nol) ya, tapi tentu mereka punya kebijakan tersendiri," ungkap Airlangga saat ditemui usai konferensi pers ALFI Convex 2025, Rabu (2/7).
Airlangga nampaknya cukup percaya diri dengan hal tersebut, mengingat Pemerintah juga telah memberikan penawaran (second offer) kepada AS, yakni berupa investasi Mineral Kritis (Critical Mineral) dan ekosistem EV.
"Ini lanjutan dari pembicaraan, karena kita sudah memberikan proposal, ada counter proposal, kemudian kita kirim proposal lagi," pungkasnya.
Baca Juga: Inflasi dan Kebijakan Tarif Impor AS Bayangi IHSG, Ini Proyeksi Sahamnya Senin (30/6)
Selanjutnya: Bizhare Lakukan Sejumlah Upaya Ini dalam Memitigasi Risiko Pendanaan
Menarik Dibaca: 5 Manfaat Senam Kegel untuk Wanita, Bikin Orgasme Lebih Baik!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News