Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan akan bertemu dengan para mitra penyedia makan bergizi gratis (MBG) atau yang biasa disebut Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Menurut, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindaya, Kepala Negara dijadwalkan bertemu dengan SPPG sepulang dari agenda kenegaraan di New York, Amerika Serikat (AS).
"Jadi ini termasuk yang berita baru bahwa sepulang dari New York Pak Presiden ingin bertemu dengan seluruh mitra yang sudah operasional," kata Dadan dalam konferensi pers di Kantornya, Senin (22/9).
Menurut Dadan, Presiden turut mengikuti perkembangan yang ada terkait program makan bergizi gratis salah satunya terkait kasus status kehalalan food tray hingga kasus keracunan yang belakangan jadi perhatian publik.
Baca Juga: Muncul Desakan Program MBG Dihentikan Dahulu
Dadan mengatakan pertemuan Prabowo dengan para mitra nanti akan berbicara tentang evaluasi agar program berjalan dengan seksama.
"Dengan memanfaatkan, mengoptimalkan dana yang ada dan tidak membuat hal-hal yang menurut beliau tidak sepatutnya dilakukan," jelas Dadan.
Terkait dengan kasus keracunan, BGN sendiri akan segera membentuk tim investigasi pada pekan ini.
Wakil Ketua BGN, Nanik S. Deyeng mengatakan tim ini nantinya akan mengusut secara menyeluruh kasus dugaan keracunan baik didalam makanan yang disajikan maupun cara makanan itu disajikan melalui Satuan Pelayanan Pemeuhan Gizi (SPPG).
"Jadi saya akan membentuk tim investigasi untuk masalah hal yang diduga keracunan dan juga tim investigasi di bidang menu makanan atau dapur," kata Nanik.
Nanik mengatakan selama ini sering beredar kasus keracunan yang terjadi seolah-olah karena makanan tidak layak.
Namun, menurut Nanik hal itu belum dapat dikonfirmasi sevelum mendapatkan hasil investigasi resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Di sisi lain, Nanik menilai hasil investigasi BPOm emmerlukan waktu secepat-cepatnya 14 hari.
Untuk itu, menurut Nanik pembentukan tim investigasi dari BGN diperlukan untuk mempercepat dan menjawab simpang-siur berita yang beredar seleum laporan resmi dari BPOM rilis.
"Sebelum hasil BPOM rilis, mungkin kami sudah kira-kira apa yang jadi penyebab apakah benar karena keracunan, alergi, atau hal lain," jelasnya.
Baca Juga: 4.700 Anak Keracunan Makanan Di MBG, Simak Cara Menolong Korban Keracunan Makanan
Selanjutnya: Adira Finance Salurkan Rp 2,9 Triliun untuk Pembiayaan UMKM hingga Pertengahan 2025
Menarik Dibaca: Chainsaw Man-The Movie: Reze Arc Rilis, Ini Sinopsis dan Jadwal Tayang
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News