Reporter: Adi Wikanto, Lailatul Anisah | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kasus anak keracunan makanan di program makan bergizi gratis (MBG) marak terjadi. Untuk pertolongan pertama, berikut cara mengatasi anak keracunan makanan.
Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat total keracunan program MBG mencapai 4.700 penerima manfaat. Kepala BGN, Dadan Hindaya mengatakan terdapat tiga zona wilayah yang dilaporkan dari daerah terkait kasus keracunan.
Di wilayah I, Pulau Sumatra, tercatat 7 kasus dengan total korban keracunan mencapai 1.281 orang. Salah satu kasus terbesar terjadi di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Talang Ubi yang menyebabkan 172 orang mengalami keracunan. Menurut Dadan, hal ini disebabkan masalah pada bahan baku makanan.
Baca Juga: Tanda-Tanda iPhone 17 Segera Rilis di Indonesia Semakin Kuat, Ini Buktinya
Sementara itu, di wilayah II, Pulau Jawa, BGN mencatat setidaknya 2.606 penerima manfaat yang diduga mengalami keracunan.
Kasus terbesar tercatat di Cianjur pada 19 Februari dengan total 254 anak mengalami keracunan akibat penyimpanan makanan yang terlalu lama. Selain itu, di Bogor pada 6 Mei, sekitar 223 orang mengalami gejala serupa.
“Kami sudah minta SPPG-nya stop sementara dan diperbaiki fasilitasnya menyesuaikan dengan SOP BGN. Lain-lainya 2-3 orang tapi kita catat semuanya tidak ada yang disembunyikan,” ujar Dadan.
Di wilayah III, tercatat 11 kasus dengan total korban mencapai 824 orang. Salah satu kasus terbesar terjadi di SPPG Banggai Kepulauan dengan 319 orang diduga mengalami keracunan. Penyebabnya, menurut Dadan, terkait pergantian bahan baku dari supplier baru.
BGN telah menurunkan tim untuk melakukan evaluasi menyeluruh dan mengingatkan SPPG agar lebih berhati-hati dalam memilih bahan baku, terutama yang rentan dan memerlukan pengelolaan khusus.
“Jadi total catatan kami di seluruh wilayah ada 4.700 porsi makan yang menimbulkan gangguan pencernaan dan perlu anda ketahui saat ini BGN telah membuat 1 miliar porsi makan,” jelas Dadan.
Tonton: Amman Mineral (AMMN) Minta Perpanjangan Izin Ekspor Konsentrat
Cara mengatasi keracunan makanan
Dilansir dari website Puskesmas Penimbung, Lombok Barat, keracunan makanan sebaiknya memperoleh penanganan secara optimal dari dokter atau layanan kesehatan. Bila seseorang mengalami keracunan makanan, penting untuk mengetahui langkah pertolongan pertama pada keracunan makanan yang bisa dilakukan sebelum mendapatkan penanganan medis:
1. Istirahat dan Hidrasi
Korban keracunan makanan harus beristirahat dan menghindari aktivitas berat. Minum banyak cairan untuk mencegah dehidrasi, terutama jika mengalami muntah atau diare. Cairan yang baik meliputi air, larutan elektrolit atau rehidrasi oral.
2. Hindari Makanan dan Minuman Tertentu
Hindari makanan tertentu, seperti makanan padat, pedas, berminyak sampai dan diare berhenti. Hindari juga minuman berkafein, minuman beralkohol, susu dan minuman asam. Dan carilah makanan yang mudah dicerna dan rendah lemak seperti bubur, kentang atau pisang. Disarankan untuk mengomsumsi air jahe, karena dapat membantu meredakan gejala keracunan yang dialami serta air jahe dapat menenangkan saluran pencernaan.
3. Jangan Memaksa Muntah
Jika korban tidak muntah secara alami, jangan memaksanya untuk muntah karena dapat memperburuk kondisi.
Bila korban muntah secara alami, pastikan untuk menghindarai korban muntah dalam posisi berbaring. Tegakkan badan korban keracunan agar muntah tidak masuk ke saluran pernapasan serta tundukkan kepala untuk mencegah tersedak dan muntah kembali ke tenggorokan.
4. Hindari Korban Dehidrasi
Segera tingkatkan asupan cairan bila muncul tanda-tanda dehidrasi dari korban keracunan. Biasanya tanda dehidrasi tersebut dapat berupa bibir kering, rasa sangat haus dan jarang buang air kecil.
5. Gunakan Obat yang Tersedia
Obat anti-diare atau anti-mual dapat digunakan untuk meredakan gejala keracunan. Namun akan lebih baik untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum dikonsumsi.
Keracunan makanan atau minuman merupakan salah satu kondisi yang berbahaya. Walaupun sudah dilakukan upaya pertolongan pertama pada korban keracunan makanan, tetap bawa korban ke layanan kesehatan agar mendapatkan penanganan medis profesional yang optimal.
Apalagi bila korban mengalami beberapa kondisi, seperti diare berlangsung lebih dari 48 jam, terdapat darah dalam muntah atau tinja, demam tinggi (di atas 38,5°C atau 101,3°F), muncul gejala dehidrasi parah serta gejala neurologis seperti penglihatan kabur, kelemahan otot atau kesulitan bicara.
Baca Juga: Harga Mobil Listrik Polytron Murah, Bisakah Mengalahkan BYD yang Terlaris 2025
Selanjutnya: Laba Industri Penjaminan Tetap Naik Meski Ekonomi Masih Sulit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News