kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.465   -15,00   -0,09%
  • IDX 6.898   66,24   0,97%
  • KOMPAS100 1.001   10,19   1,03%
  • LQ45 775   7,44   0,97%
  • ISSI 220   2,72   1,25%
  • IDX30 401   2,31   0,58%
  • IDXHIDIV20 474   1,13   0,24%
  • IDX80 113   1,15   1,03%
  • IDXV30 115   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   0,58   0,44%

BGN Sebut Hasil Laboratorium Kasus Keracunan MBG di Cianjur Negatif


Selasa, 06 Mei 2025 / 17:27 WIB
BGN Sebut Hasil Laboratorium Kasus Keracunan MBG di Cianjur Negatif
ILUSTRASI. Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana memberikan paparan saat mengikuti rapat dengar ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/YU Badan Gizi Nasional (BGN_ mengklaim hasil laboratorium kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Cianjur, Jawa Barat, dinyatakan negatif.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Gizi Nasional (BGN_ mengklaim hasil laboratorium kasus keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) di Cianjur, Jawa Barat, dinyatakan negatif. 

Hal itu dilaporkan langsung oleh Kepala BGN, Dadan Hindayana dalm Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IX DPR RI, Selasa (6/5). 

"Hasilnya sudah keluar dari laboratorium, baik itu untuk tray (wadah makan), airnya, untuk fasilitas, termasuk untuk masakan yang waktu itu dikonsumsi oleh siswa hingga muntahannya, dan alhamdulillah seluruh hasilnya negatif," jelas Dadan. 

Dadan mengatakan hingga kini pihaknya masih melakukan kaijan lanjutan dalam kejadian keracunan di Cianjur ini. Pasalnya seluruh hasil laboratorium yang didapatkan dari sampel wadah makanan, air, termasuk makanan yang dikonsumsi siswa dinyatakan tidak mengandung racun. 

Baca Juga: BGN Butuh Rp 116,6 Triliun untuk Sasar 82,9 Juta Penerima Manfaat Program MBG

Lebih lanjut, Dadan memastikan akan melakukan evaluasi tas kejadian keracunan yang terjadi beberapa daerah. Dirinya juga akan melakukan perbaikan standar operasional prosedur (SOP), salah satunya dengan lebih selektif dalam memilih bagan baku. 

Kemudian, beberapa kejadian keracunan yang lain disebabkan oleh preses memasak yang terlalu dini. Sehingga BGN menetapkan pengiriman makanan harus dipersingkat guna mencegah makanan basi. 

"Kami ingin menerapkan aturan bahwa waktu memasak dan penyiapan makanan dengan waktu pengiriman makanan harus dipersingkat untuk mencegah terjadinya basi," ucapnya. 

Sebagai langkah prevetif, BGN juga melakukan pengetatan terhadap prosesdur distribusi makanan lainnya. Misalnya, menerapkan protokol keamanan saat proses pengantaran dari SPPG ke sekolah, dan menetapkan batas toleransi waktu antara makanan diterima dan harus segera dikonsumsi. 

Selain itu, BGN juga mengetatkan mekanisme distribusi di sekolah, termasuk penyimpanan dan penyerahan kepada siswa. 

Tak hanya itu, saat ini BGN juga secara rutin melakukan penyegaran dan pelatihan penjamah makanan. 

Baca Juga: Kapala BGN Buka Bukaan Pegawainya Belum Terima Gaji Hingga Saat Ini

Selanjutnya: Kinerja Industri Melambat, CIMB Niaga Auto Finance Bukukan Pertumbuhan Pembiayaan

Menarik Dibaca: AFPI Dorong Edukasi Literasi dan Inklusi Keuangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×