Reporter: Grace Olivia | Editor: Khomarul Hidayat
Namun di saat yang sama, terjadi perlambatan ekonomi yang signifikan dan kebijakan The Fed yang sangat longgar pula sehingga BI harus mengambil stance kebijakan moneter yang akomodatif.
“Oleh karena itu saya perkirakan BI akan memotong 25 bps, namun tetap hari-hati untuk ke depannya karena depresiasi rupiah cukup dalam,” ujarnya.
Baca Juga: Wall Sreet terapkan trading halt, lebih ampuh mana dibanding BEI?
Sementara Piter memandang, saat ini semestinya hampir tidak ada dilema sama sekali bagi BI. Dengan kondisi The Fed telah menurunkan suku bunga sebegitu besar, BI memiliki peluang menurunkan suku bunga tanpa perlu khawatir terjadi perpindahan modal (capital flight).
Kondisi peningkatan inflasi saat ini pun didorong oleh keterbatasan suplai barang dan pelemahan rupiah. Namun, menurut Piter, hal ini tidak dapat terhindarkan. Oleh karena itu, kini dibutuhkan pula kebijakan dari sisi fiskal mampu memastikan daya beli dan tingkat konsumsi masyarakat tetap terjaga.
“Yang harus dilakukan bukan menahan inflasi dengan menaikkan suku bunga, tapi membantu masyarakat dengan, misalnya, memberikan bantuan sosial kepada masyarakat kelompok bawah,” tandas Piter.
Baca Juga: Anjlok dalam, begini skenario terburuk IHSG hingga akhir semester I-2020
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News