kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.284.000   34.000   1,51%
  • USD/IDR 16.595   -40,00   -0,24%
  • IDX 8.169   29,39   0,36%
  • KOMPAS100 1.115   -0,85   -0,08%
  • LQ45 785   2,96   0,38%
  • ISSI 288   0,88   0,31%
  • IDX30 412   1,48   0,36%
  • IDXHIDIV20 463   -0,53   -0,11%
  • IDX80 123   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 129   -0,13   -0,10%

Bank Dunia Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,8%


Selasa, 07 Oktober 2025 / 14:34 WIB
Bank Dunia Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2025 Jadi 4,8%
ILUSTRASI. Perlebar Anggaran Insentif-Lanskap ibu kota Jakarta Selasa (16/9/2025). Bank Dunia alias World Bank (WB) merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/16/09/2025


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bank Dunia alias World Bank (WB) merevisi naik proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025.

Dalam laporan terbaru bertajuk "World Bank East Asia and The Pacific Economic Update October 2025," pertumbuhan ekonomi Indonesia direvisi menjadi 4,8% pada tahun 2025. Angka ini mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan proyeksi pada April 2025 yang hanya 4,7%.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Diproyeksi Tak Capai 5,2% Hanya dengan Andalkan Paket Stimulus

Sementara itu, untuk proksi pada tahun 2026 tidak mengalami perubahan atau tetap berada pada angka 4,8%.

Proyeksi ini dipengaruhi oleh meningkatnya hambatan perdagangan, ketidakpastian kebijakan ekonomi global yang tinggi, pertumbuhan global yang melambat, serta ketidakpastian politik dan kebijakan domestik yang meningkat.

World Bank mengungkapkan, di Indonesia sendiri, masalahnya lebih berkaitan dengan arah pengeluaran pemerintah daripada angka defisit, yang diperkirakan tetap dalam batas aturan fikal.

"Misalnya fokus saat ini adalah pasa subsidi untuk sektor pangan, transportasi, dan energi, serta investasi yang diarahkan oleh negara untuk meningkatkan permintaan agregat," tulis World Bank, Selasa (7/10/2025).

Baca Juga: Bank Dunia Kerek Proyeksi Ekonomi China Menjadi 4,8% di 2025

Di sisi lain, World Bank menilai bahwa BUMN cenderung menunjukkan produktivitas yang lebih rendah dibandingkan perusahaan swasta dalam sektor manufaktur yang sama.

"Selain itu, keberadaan BUMN dikaitkan dengan berkurangnya penciptaan lapangan kerja dan produktivitas perusahaan lain di sektor tersebut," katanya.

Selanjutnya: Indonesia Cuts Mining Quota Validity to One Year

Menarik Dibaca: Promo Indomaret Harga Spesial Periode 7-20 Oktober 2025, Keju-Sabun Cair Diskon 30%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×