kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,70   -13,79   -1.49%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bahlil Khawatir Ancaman Resesi 2023 Pengaruhi Kinerja Investasi


Rabu, 25 Januari 2023 / 13:48 WIB
Bahlil Khawatir Ancaman Resesi 2023 Pengaruhi Kinerja Investasi
ILUSTRASI. Kinerja investasi di tahun ini akan dipengaruhi oleh kondisi global dan juga kondisi domestik Indonesia.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah sukses mengumpulkan realisasi investasi 2022 yang melampaui target, kini Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tentu tidak bisa bersantai.

Pasalnya, target investasi tahun ini meningkat Rp 200 triliun menjadi Rp 1.400 triliun dari tahun 2022 yang sebesar Rp 1.200 triliun. Terlebih lagi, tahun ini merupakan tahun yang berat lantaran ada beberapa negara di dunia yang akan masuk jurang resesi.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, kinerja investasi di tahun ini akan dipengaruhi oleh kondisi global dan juga kondisi domestik Indonesia. Dalam kondisi global, semua pemimpin negara-negara tidak tau apa yang akan terjadi.

Baca Juga: China Makin Rajin Investasi di Indonesia pada Kuartal IV-2022, Singapura Tergeser!

Terlebih lagi, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan 43% negara di dunia bakal jatuh ke jurang resesi.

"Beberapa lembaga dunia menyatakan bahwa potensi resesi global sangat besar, tinggal hari ini yang menjadi diskusi kita seberapa dalam resesi itu. Kedalamannya apakah dalam sekali atau tidak terlalu dalam," kata Bahlil kepada awak media di Gedung Kementerian Investasi/BKPM, Selasa (24/1).

Menurutnya, instrumen tersebut menjadi sangat penting lantaran Foreign Direct Investment (FDI) alias Penanaman Modal Asing (PMA) berkontribusi besar terhadap realisasi investasi Indonesia.

Tercatat, dari realisasi investasi yang masuk sebesar Rp 1.207,2 triliun di tahun 2022, realisasi PMA mencapai Rp 654,4 triliun atau 54,2% dari total investasi.

"Dari total investasi Rp 1.200 triliun sebanyak 54% itu adalah FDI. Artinya, kalau kondisi global tidak bagus, bagaimana FDI bisa masuk," jelasnya.

Baca Juga: Kabar Baik, Bahlil Menyebut Aturan Kemudahan Berusaha di IKN Telah Rampung

Bahlil menambahkan, selain faktor tersebut, kondisi uang beredar di dunia juga masih terbatas, tetapi hampir semua negara berusaha agar uang tersebut dapat masuk ke negara masing-masing sehingga menciptakan persaingan antarnegara.

"Jadi, di satu sisi kondisi global sedang tidak bagus sementara di sisi lain terjadi kompetisi maksimal antarsesama negara untuk menarik FDI, terutama bagi negara-negara berkembang," tandas Bahlil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×