kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Atasi kenaikan kasus Covid-19 di Kudus dan Bangkalan, ini strategi pemerintah


Senin, 07 Juni 2021 / 14:53 WIB
Atasi kenaikan kasus Covid-19 di Kudus dan Bangkalan, ini strategi pemerintah
ILUSTRASI. Menkes Budi G Sadikin memberikan keterangan pers


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merespon kenaikan kasus Covid-19 di dua daerah yaitu Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Jawa Timur, pemerintah melakukan empat langkah. 

Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan, pemerintah telah menyiapkan skenario terburuk apabila terjadi lonjakan kasus usai libur lebaran.

Budi menambahkan, terdapat beberapa daerah yang mengalami peningkatan cukup tinggi di antaranya ialah Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Jawa Timur.

"Memang ada beberapa daerah yang mengalami peningkatan cukup tinggi contoh Kudus dan Bangkalan. Khusus di kudus, sebelumnya rumah sakit terisi 40-an kemudian dalam satu setengah minggu terakhir naik cukup tinggi sampai 350-an. Di Bangkalan yang tadinya tempat tidur isolasi terisi 10-an sekarang naik ke 70 sampai 80-an," kata Budi dalam keterangan pers virtual di akun YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/6).

Peningkatan kasus Covid-19 di Kudus lantaran daerah ini merupakan daerah ziarah, sedangkan di Madura banyak pekerja migran yang pulang dari negara tetangga.

Baca Juga: Ini penyebab kasus corona di Bangkalan melonjak dan bikin Madura darurat Covid-19

Menyikapi lonjakan kasus di daerah tersebut, maka pemerintah melakukan penguraian beban rumah sakit yang ada di Kudus dan juga Bangkalan. Penguraian beban rumah sakit dilakukan dengan merujuk pasien Covid-19 dengan kategori berat dan sedang ke kota terdekat.

"Nomor satu yang paling penting karena urusannya dengan nyawa, kita mengurai, tekanan beban yang ada di RS, dengan cara merujuk pasien yang berat dan sedang ke kota terdekat. Untuk Kudus ke Semarang, untuk Bangkalan ke Surabaya. Alhamdulillah kapasitas RS di Semarang dan Surabaya itu cukup untuk menerima rujukan dari Kudus dan Bangkalan," jelasnya.

Langkah kedua ialah, bekerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Indonesia untuk mengirim tambahan tenaga kesehatan (nakes) ke dua daerah tersebut guna mengisi dan mengurangi tekanan nakes yang bertugas di sana. 

Budi mengungkap sudah ada sekitar 300 nakes yang terpapar Covid-19 di Kudus.

"Saya bisa sampaikan di Kudus ada 300 lebih tenaga kesehatan terpapar tapi karena sudah di vaksin, kondisi mereka masih baik, termasuk satu dokter spesialis yang usianya sudah 70 tahun Alhamdulillah kondisinya juga baik," imbuhnya.

Kemudian langkah ketiga ialah menghimbau kepada pemerintah daerah untuk terus memastikan protokol kesehatan di wilayah masing-masing berjalan dengan baik. 

Budi menekankan, penerapan protokol kesehatan diminta untuk lebih diperketat.

Selain itu, testing, tracing dan treatment (3T) diimbau agar dilakukan secara disiplin dan dilaporkan secara lengkap. Dengan langkah 3T yang disiplin dan pelaporan lengkap maka antisipasi dapat lebih dini dilakukan apabila terdeteksi adanya kasus baru.

"Dan yang paling penting, isolasi mandiri. Kalau udah positif, karena, bapak ibu, 80% penyakit ini bisa sembuh sendiri tapi butuh tempat isolasi supaya tidak menularkan.
Jadi tolong secara swadaya sudah banyak daerah yang punya tempat isolasi mandiri," ujarnya.

Baca Juga: Madura darurat Covid-19, banyak pasien meninggal, ini penyebabnya

Terakhir, pemerintah juga mengirimkan vaksin Covid-19 ke Kudus dan Bangkalan masing-masing 50.000 dosis untuk mengurangi penularan di sana. Adapun vaksin Covid-19 yang telah didistribusikan ke Kudus dan Bangkalan diminta untuk segera disuntikkan ke penerima disana.

Terkait potensi lonjakan kasus usai lebaran, sebelumnya pemerintah sudah mempersiapkan skenario terburuk jika semua pasien harus masuk ke rumah sakit. Pemerintah sudah menyiapkan 72.000 tempat tidur isolasi.

"Pada 18 Mei lalu baru terisi 22.000 sekarang sudah ada kenaikan sampai ke 31.000. Tapi Alhamdulillah kita masih miliki cadangan tempat tidur isolasi yang cukup," kata Budi.

Berdasarkan pengalaman kenaikan kasus sebelumnya, puncak kenaikan kasus Covid-19 terjadi 5-7 minggu setelah liburan. Maka diperkirakan masih akan ada kenaikan kasus sampai akhir bulan Juni atau awal bulan depan.

Selanjutnya: Kasus Covid-19, saat ini keterisian naik jadi 25.000 tempat tidur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×