Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para anggota ASEAN+3 telah sepakat untuk kembali berkomitmen memperkuat dialog kebijakan dalam menghadapi perkembangan terkini dan prospek ekonomi global dan regional, serta respons kebijakan terhadap risiko dan tantangan yang dihadapi ke depan.
Keputusan tersebut diambil dalam pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara anggota ASEAN+3 di Incheon, Korea Selatan, pada Selasa (2/5).
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan pertumbuhan ekonomi ASEAN+3 yang kuat sebesar 3,2% pada tahun 2022, meskipun masih terdampak oleh pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan meningkatnya konflik antara Rusia dan Ukraina menjadi krisis.
Baca Juga: ASEAN+3 Sambut Positif Inisiatif Dukungan Likuiditas di CMIM dengan Mata Uang Lokal
Sementara itu, gejolak sektor perbankan baru-baru ini di Amerika Serikat dan Eropa hanya memiliki dampak terbatas di kawasan ASEAN+3.
"Saat ini, kita harus tetap waspada. Namun, di masa depan, kawasan ini diperkirakan akan tumbuh sebesar 4,6% pada tahun 2023, didorong oleh permintaan domestik yang kuat karena pemulihan ekonomi terus menunjukkan perbaikan," kata Sri Mulyani dalam keterangan tertulisnya pada Rabu (3/5).
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyoroti tantangan saat ini dan ketergantungan yang besar pada mata uang dominan tertentu untuk perdagangan internasional dan penyelesaian investasi, yang dapat meningkatkan kerentanan dan risiko stabilitas keuangan di ASEAN+3.
"Oleh karena itu, ASEAN+3 perlu berinovasi untuk menjaga stabilitas, di tengah inflasi yang masih tinggi, kondisi likuiditas yang lebih ketat, ruang kebijakan yang lebih sempit, dan pengaruh dollar yang kuat," kata Perry.
Baca Juga: Menkeu dan Gubernur Bank Sentral ASEAN+3 Godok Fasilitas Pembiayaan Cepat
Dalam hal ini, Perry menekankan pentingnya memperkuat dan meningkatkan kerja sama antara negara-negara ASEAN+3 dalam konektivitas pembayaran dengan mempromosikan penggunaan mata uang lokal yang lebih luas untuk transaksi.
Terkait dengan hal tersebut, ASEAN+3 menyambut baik dan mengakui perkembangan kajian Sistem Pembayaran Lintas Batas di ASEAN+3, khususnya mengenai Penguatan Transaksi Mata Uang Lokal (Local Currency Transactions - LCT) dalam pembahasan Isu Tematik ASEAN+3.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News