kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.910   20,00   0,13%
  • IDX 7.197   56,12   0,79%
  • KOMPAS100 1.107   11,64   1,06%
  • LQ45 878   11,94   1,38%
  • ISSI 221   0,95   0,43%
  • IDX30 449   6,34   1,43%
  • IDXHIDIV20 540   5,67   1,06%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,44   0,32%
  • IDXQ30 149   1,61   1,09%

Aprindo: PHK di sektor ritel bukan karena menurunnya daya beli masyarakat


Senin, 02 September 2019 / 21:43 WIB
Aprindo: PHK di sektor ritel bukan karena menurunnya daya beli masyarakat
ILUSTRASI. Roy N. Mandey, Ketua Umum Aprindo


Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menegaskan terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor ritel bukan karena menurunnya daya beli masyarakat.

Ketua Aprindo Roy N Mandey mengatakan, terjadinya PHK di sektor ritel bukan karena menurunnya daya beli masyarakat. Akan tetapi dikarenakan empat hal. 

Baca Juga: Serikat Pekerja: Ada 3.000 perkerja kena PHK sejak awal tahun, tanpa pembekalan

Pertama, karena perubahan perilaku konsumen. Ia mencontohkan, jika pada empat atau lima tahun lalu tren masyarakat berbelanja di ritel modern biasanya tidak hanya membeli kebutuhan pokok. Namun, juga membeli kebutuhan atau barang yang tidak direncanakan sebelumnya.

Kedua, perubahan bisnis model. Saat ini ritel modern selain mengembangkan pasar secara offline juga mengembangkan pasar secara online.

Ketiga, karena mengembangkan bisnis model secara online, maka ritel melakukan efisiensi pekerja. Terlebih, terhadap toko ritel di suatu daerah yang penjualannya semakin menurun.

Baca Juga: Menaker Hanif Dhakiri perkenalkan kartu pra kerja kepada negara-negara anggota G20

Keempat, ritel memperluas jaringan tokonya ke daerah yang belum banyak pesaingnya. Misalkan membangun ritel di wilayah Indonesia Timur.

"Jadi pengurangan pekerja di sektor ritel bukan karena menurunnya daya beli masyarakat," kata Roy kepada Kontan.co.id, Senin (2/9).

Sebelumnya, Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia (Aspek) menyebutkan sebanyak 2.000 pekerja yang bekerja di sektor ritel terkena PHK sejak awal tahun hingga Agustus 2019. Aspek mengatakan, PHK itu terjadi karena menurunnya daya beli masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×