Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengaku khawatir harga pangan semakin naik dengan adanya ancaman cuaca ekstrem kemarau panjang atau el-nino.
Mendag mengatakan El-Nino akan berpengaruh pada produksi banyak bahan pangan. Bahkan menurutnya saat ini tanda-tanda kenaikan harga bahan pangan sudah mulai terjadi.
"Menang tahun ini saya agak deg-degan karena ada el-nino. Beberapa bahan pokok mulai naik, gula misalnya itu sudah jauh di atas harganya, bawang juga naiknya dua kali lipat, juga kalau panas berlebih itu pakan bisa naik berarti harga telur juga bisa," jelas Zulkifli pada media, Kamis (15/6).
Baca Juga: Pasokan Pangan yang Terjaga Jadi Kunci Melandainya Inflasi
Untuk itu, pihaknya saat ini tengah mengkoordinasikan antisipasi El-Nino bersama dengan Kementerian dan Lembaga terkait.
Pihaknya bahkan berkomitmen akan mengambil kebijakan tidak populer seperti impor untuk memastikan ketersediaan pangan dan harga stabil di pasar.
"Satu misalnya beras kita memang harus ambil (impor) walaupun kadang-kadang enggak populer ya. Tapi kita harus ambil inisiatif karena nanti kalau el nino, berat keadaannya kita enggak boleh bertaruh beras sampai kurang," jelas Mendag.
Untuk beras, Mendag mengatakan bahwa pemerintah sudah memutuskan untuk kembali impor 1 juta ton dari India. Pihaknya mengatakan kontrak kerjasama telah diteken kedua negara.
Sehingga sewaktu-waktu Indonesia membutuhkan, pemerintah akan langsung mengambil beras tersebut untuk cadangan beras pemerintah (CBP).
Zulhas juga menjelaskan penambahan kuota 1 juta ton ini bukanlah bagan dari yang ditugaskan Badan Pangan Nasional (Bapanas) ke Perum Bulog sebanyak 2 juta ton di tahun ini.
Baca Juga: Produktivitas Beras Nasional Nomor 2 di Asia, Mentan: Harga Beras Saat Ini Wajar
"Itu 2 juta totalnya kalau sama Bapanas. Kalau ini baru MoU untuk harga tetap dan barangnya ada. Tetapi belum kita beli tapi sudah ada MoU G to G jadi kita kalau darurat kita bisa membeli barangnya sudah ada," jelas Zulhas.
Sementara untuk komoditas lain seperti bawang Putih, Kemendag telah menerbitkan Surat Persetujuan Impor (SPI) dengan total kuota 300 ribu impor ke China.
"Nah tinggal gula karena harganya naik terus jadi belum selesai perundinganya," ungkap Zulhas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News