kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Anggaran subsidi BBM kian merangkak naik


Minggu, 09 November 2014 / 10:34 WIB
Anggaran subsidi BBM kian merangkak naik
ILUSTRASI. Mayoritas indeks Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Kamis (25/5), didorong melonjaknya harga saham Nvidia. REUTERS/Andrew Kelly


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Setiap tahunnya bujet pemerintah selalu terpusat pada anggaran subsidi bahan bakar minyak (BBM), tidak terkecuali tahun ini. Anggaran subsidi BBM terus merangkak naik menjelang periode akhir tahun.

Berdasarkan data realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2014 pada 30 September 2014, realisasi subsidi BBM telah mencapai 74,4% atau sebesar Rp 183,4 triliun dari pagu Rp 246,5 triliun. 

Melihat periode yang sama tahun lalu, realisasi subsidi BBM pada tahun ini lebih tinggi. Tahun 2013 realisasi pada akhir September sebesar 71,6% dari pagu APBN-P 2013 yang sebesar Rp 199,9 triliun. 

Walhasil, defisit anggaran pada tahun ini lebih tinggi. Defisit anggaran 30 September 2013 tercatat Rp 110,6 triliun, sedangkan pada periode 30 September 2014 sebesar Rp 153,4 triliun.

Melihat realisasi subsidi hingga September dan kekhawatiran akan adanya pembengkakan kuota volume BBM bersubsidi, pemerintah masih melakukan pemantauan. "Nanti kita akan selesaikan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," ujar Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro pada akhir pekan lalu.

Terang saja pemerintah perlu khawatir akan potensi kuota BBM melonjak dari pagu 46 juta kiloliter (kl). Pertamina mencatat dua pekan terakhir sejak berembus kabar harga BBM subsidi akan naik, pembelian BBM subsidi melonjak 12%. Jika biasanya penjualan BBM sekitar 81.000 kl per hari, dua pekan terakhir naik rata-ratanya menjadi 96.000 kl per hari.

Kalau ternyata kuota BBM melebihi target, anggaran subsidi BBM bisa melonjak melebihi pagu dan membebani defisit anggaran lebih dalam. Meskipun ada potensi pembengkakan beban subsidi, Bambang optimis akan bisa menjaga defisit anggaran tidak lewat dari Rp 241,5 triliun atau 2,4% dari PDB.

Alasan pemerintah masih optimis defisit tidak lewat dari 2,4% dari PDB masuk akal. Melihat realisasi pos belanja yang lain terutama belanja modal, realisasinya sangatlah minim.

Realisasi belanja modal pada akhir September hanya 37,2% dari pagu Rp 160,8 triliun. Hingga akhir tahun, Bambang perkirakan realisasi belanja akan berkisar 93%-95% dari pagu belanja negara Rp 1.876,9 triliun. Hingga 30 September, realisasi belanja negara baru 65,8%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×