Reporter: Lailatul Anisah, Ratih Waseso, Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli
Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Budi Waryanto menyatakan, krisis pangan global akibat perubahan iklim bakal berdampak pada komoditas yang bergantung kepada impor, seperti gula, kedelai dan bawang putih.
"Untuk komoditas daging rentan terhadap restriksi oleh eksportir luar negeri apabila mereka menahan produknya untuk tidak ekspor. Contoh India sebagai sumber daging kerbau bisa saja melarang ekspor daging kerbaunya, karena untuk gandum sudah dilakukan," jelas Budi.
Untuk antisipasi jangka pendek, menurut Budi perlu ada kebijakan penguatan stok. Untuk itu saat ini Bapanas sedang melakukan penataan melalui perubahan Perpres 48 Tahun 2016 tentang Bulog. Tujuannya agar Bulog menyediakan cadangan pangan tahap I, yaitu beras, jagung, dan kedelai.
Baca Juga: Pemerintah dan Pelaku Usaha Mesti Tingkatkan Kolaborasi Atasi 3 Isu Global
"Sementara BUMN pangan melakukan penguatan komoditas lainnya melalui penugasan oleh Kementerian BUMN," jelas Budi.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri menyatakan pemerintah perlu membuat grand design pangan yang berisi potensi hingga ketersediaan pangan di seluruh Indonesia untuk antisipasi krisis pangan.
Ia bilang, saat ini Indonesia dinilai belum memiliki pendataan pangan yang baik. Mulai dari daerah mana saja yang mengalami surplus hingga berapa jumlah pasti produksi pangan nasional.
"Krisis pangan ini berbahaya buat kita apabila kita tidak punya desain kebijakan pangan yang baik, terutama ketika terjadi perubahan cuaca yang berpengaruh ke produksi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News