kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   4.000   0,28%
  • USD/IDR 15.405   0,00   0,00%
  • IDX 7.812   13,98   0,18%
  • KOMPAS100 1.184   -0,59   -0,05%
  • LQ45 959   0,88   0,09%
  • ISSI 227   0,13   0,06%
  • IDX30 489   0,88   0,18%
  • IDXHIDIV20 590   1,24   0,21%
  • IDX80 134   -0,05   -0,04%
  • IDXV30 139   -1,25   -0,90%
  • IDXQ30 163   0,24   0,15%

Ancaman Krisis Pangan Menghantui, Pemerintah Janjikan Peningkatan Produksi


Sabtu, 15 Oktober 2022 / 06:34 WIB
Ancaman Krisis Pangan Menghantui, Pemerintah Janjikan Peningkatan Produksi
Petani memanen padi di sawah/Wilmar Padi Indonesia, Ancaman Krisis Pangan Menghantui, Pemerintah Janjikan Peningkatan Produksi.


Reporter: Lailatul Anisah, Ratih Waseso, Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ancaman krisis pangan menghantui banyak negara, termasuk Indonesia. Faktor perubahan iklim membuat produksi pangan global menurun. Negara produsen pun memilih untuk mengamankan stok demi mencukupi kebutuhan dalam negeri sendiri. Alhasil, harga pangan impor menjadi lebih mahal.

Kondisi ini membuat ketahanan pangan nasional menjadi pertaruhan. Dus, Indonesia dituntut mampu memenuhi kebutuhan pangan sendiri sehingga tak selalu bergantung pada impor.

Saat ini, Kementerian Pertanian (Kemtan) tengah memperkuat produksi untuk tiga komoditas pangan utama; beras, jagung dan kedelai.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kemtan Suwandi mengatakan pemerintah optimistis beras dan jagung akan swasembada di tahun 2023. Sedangkan produksi kedelai akan ditingkatkan tahun depan.

Baca Juga: Strategi Kementan Mengantisipasi Ancaman Krisis Pangan Tahun Depan

"Tahun depan kami ditugaskan Presiden untuk swasembada jagung dan mempertahankan swasembada beras," ujar Suwandi ketika, Jumat (14/10).

Sementara untuk kedelai, akan menggunakan benih unggul sebagai bagian dari upaya peningkatan produktivitas, yang saat ini rata-rata 1,5 ton-2 ton per hektare (ha) diupayakan menjadi 3 ton-4 ton per ha.

Ini artinya, produksi kedelai lokal diharapkan bisa naik dua kali lipat dari posisi saat ini yang sekitar 200.000 ton.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut, untuk mengantisipasi krisis pangan pemerintah menyiapkan tiga strategi.

Pertama, meningkatkan produksi, baik dengan memperluas lahan produksi maupun menggenjot produktivitas.

Kedua, diversifikasi pangan lokal serta menyiapkan substitusi pangan impor, seperti sorgum untuk menggantikan gandum.

Baca Juga: Perubahan iklim Pengaruhi ketahanan Pangan, Berikut Mitigasi dari Bapanas

Ketiga, menyiapkan pertanian modern yang tidak bergantung pada iklim dan musim tanam.

Direktur Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Budi Waryanto menyatakan, krisis pangan global akibat perubahan iklim bakal berdampak pada komoditas yang bergantung kepada impor, seperti gula, kedelai dan bawang putih.

"Untuk komoditas daging rentan terhadap restriksi oleh eksportir luar negeri apabila mereka menahan produknya untuk tidak ekspor. Contoh India sebagai sumber daging kerbau bisa saja melarang ekspor daging kerbaunya, karena untuk gandum sudah dilakukan," jelas Budi.

Untuk antisipasi jangka pendek, menurut Budi perlu ada kebijakan penguatan stok. Untuk itu saat ini Bapanas sedang melakukan penataan melalui perubahan Perpres 48 Tahun 2016 tentang Bulog. Tujuannya agar Bulog menyediakan cadangan pangan tahap I, yaitu beras, jagung, dan kedelai.

Baca Juga: Pemerintah dan Pelaku Usaha Mesti Tingkatkan Kolaborasi Atasi 3 Isu Global

"Sementara BUMN pangan melakukan penguatan komoditas lainnya melalui penugasan oleh Kementerian BUMN," jelas Budi.

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri menyatakan pemerintah perlu membuat grand design pangan yang berisi potensi hingga ketersediaan pangan di seluruh Indonesia untuk antisipasi krisis pangan.

Ia bilang, saat ini Indonesia dinilai belum memiliki pendataan pangan yang baik. Mulai dari daerah mana saja yang mengalami surplus hingga berapa jumlah pasti produksi pangan nasional.

"Krisis pangan ini berbahaya buat kita apabila kita tidak punya desain kebijakan pangan yang baik, terutama ketika terjadi perubahan cuaca yang berpengaruh ke produksi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×