Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada kenaikan cadangan devisa yang signifikan pada akhir tahun 2023, bila dibandingkan dengan November 2023.
Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa pada akhir tahun 2023 sebesar US$ 146,4 miliar atau naik 6,01% bila dibandingkan akhir November 2023 yang sebesar US$ 138,1 miliar.
Selain itu, realisasi cadangan devisa pada akhir tahun lalu juga naik bila dibandingkan dengan realisasi cadangan devisa pada akhir tahun 2022 yang sebesar US$ 137,2 miliar.
Baca Juga: Cadangan Devisa Akhir Tahun 2023 Tumbuh 6% Menjadi US$ 146,4 miliar
Dari laporan BI, kenaikan cadangan devisa tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penerimaan pajak dan jasa, serta penarikan pinjaman luar negeri oleh pemerintah.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengungkapkan, data sementara realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 mencatat ada peningkatan pinjaman neto.
“Mengutip data APBN 2023, ada peningkatan pinjaman neto sebesar Rp 58,3 triliun pada Desember 2023 atau setara dengan US$ 3,8 miliar,” tutur Josua kepada Kontan.co.id, Senin (8/1).
Dengan demikian, pinjaman pemerintah tercatat menjadi sebesar Rp 98,2 triliun, atau meningkat dari posisi pada November 2023 yang sebesar Rp 39,9 triliun.
“Jadi, hal ini yang menjadi proksi peningkatan cadangan devisa yang signifikan pada akhir tahun 2023,” tambah Josua.
Baca Juga: Cadangan Devisa Diprediksi Naik, Rupiah Berpotensi Tertekan Pemilu & Pasar Global
Ke depan, Josua yakin tren peningkatan cadangan devisa akan berlanjut pada tahun 2024, terutama di semester II-2024.
Kemungkinan ini seiring dengan berakhirnya sikap wait and see dari investor terkait pemilihan umum (Pemilu) 2024 dan terbukanya ruang penurunan suku bunga global.
“Situasi tersebut mampu memicu arus masuk baik di penanaman modal asing maupun pasar portofolio,” tandas Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News