kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ada 230.000 data pasien corona diduga bocor dan dijual, ini kata pakar keamanan siber


Minggu, 21 Juni 2020 / 18:11 WIB
Ada 230.000 data pasien corona diduga bocor dan dijual, ini kata pakar keamanan siber
ILUSTRASI. Tangkapan layar penjual data pasien Covid


Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian

Data yang sebenarnya cukup berisiko terutama untuk pasien karena ada alamat rumah dan status covid. Data memang menjadi hal yang menjadi buruan para peretas dewasa ini, tak selalu mereka mencari data kartu kredit. Selain itu, resiko dijauhi secara sosial juga cukup serius, karena masih ada bagian di masyarakat kita yang bersikap berlebihan pada pengidap Covid19.

Bahkan sebenarnya sangat berisiko bagi negara juga. Terutama bila yang membeli data mempunyai tujuan menciptakan kegaduhan di tengah masyarakat. Mengingat masih banyak masyarakat yang mudah tersulut dengan isu covid19. Misalnya melakukan pengucilan bahkan pengusiran, hal yang bisa menimbulkan gesekan horizontal.

Baca Juga: BPJS Watch minta pengawasan potensi fraud di BPJS Kesehatan tak hanya ke faskes

Perlindungan data dan keamanan siber pada sistem di tanah air khususnya lembaga pemerintah memang masih menjadi pekerjaan rumah yang berat. "Terutama  karena faktor undang-undang, porsi anggaran dan budaya birokrasi,"terang Pratama. 

Menurut Pratama, data-data yang bocor itu, selain  banyak dan diburu banyak pembeli, juga secara langsung menaikkan citra si peretas di ekosistemnya. Hal ini secara langsung berpengaruh ke finansial maupun daya tawar si peretas. Pratama memaparkan, sebenarnya data pribadi bukan sasaran utama.

Yang disasar adalah instansi pemerintah dan swasta yang sangat berpengaruh. Seperti Polri, Kementerian kesehatan, Tokopedia atau lainnya yang  menyimpan data pribadi masyarakat. Tapi, "Data yang lebih mahal serta rahasia bisa jadi dijual terbatas tidak melalui forum internet yg lebih terbuka," ujar Pratama.

SELANJUTNYA: Makin tegang, tiga kapal induk AS bersiaga di pintu masuk Laut China Selatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×