kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Waspadai efek lanjutan dari kenaikan harga pangan


Kamis, 30 Maret 2017 / 19:53 WIB
Waspadai efek lanjutan dari kenaikan harga pangan


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Adi Wikanto

SEMARANG. Bank Indonesia masih melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup baik dan terkendali. Meskipun tak dipungkiri masih akan ada sejumlah tantangan dari sektor pangan yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2017 ini.

Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo melihat pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sesuai target BI, yakni 5,0% - 5,4%. Ia melihat ekonomi Indonesia di kuartal I cukup baik. "Pertumbuhan ekonomi masih cukup baik ya, masih akan dikisaran target kami,"kata Dody, di Semarang, Kamis (30/30).

Namun meski begitu, Dody bilang pemerintah mesti mencegah dampak turunan dari kenaikan pangan, yang bisa merambat ke kenaikan harga transportasi maupun sektor lainnya. Jadi bagaimana pemerintah mengendalikan harga pangan, bisa mempengaruhi ekonomi di Tanah Air.

"Yang saya khawatirkan untuk pertumbuhan ekonomi kita itu, dampak turunan itu. Jadi yang paling penting, bagaimana kita mencegah dampak ikutannya itu.

Terpisah, Ekonom Institue for Development Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira bilang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2017 masih dikisaran 5%. Ia menilai pertumbuhan ekonomi di kuartal ini masih didorong oleh konsumsi rumah tangga.

Sejumlah sektor bisnis seperti telekomunikasi dan sektor keuangan juga menyumbang pertumbuhan ekonomi cukup baik. Hanya sektor industri manufaktur yang dirasa Bhima masih kontraksi.

"Pertumbuhan ekonomi masih disumbang konsumsi rumah tangga, dan beberapa sektor bisnis. Namun kalau kita lihat sisi industry di awal ini masih belum berekspansi terlalu besar,"kata Bhima pada KONTAN, Kamis (30/3).

Senada seirama, Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menyatakan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2017 masih pada kisaran, 5,0%-5,1%. Ia juga bilang pertumbuhan ekonomi masih didorong konsumsi rumah tangga. Justru untuk pengeluaran pemerintah masih belum optimal mendorong pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2017.

"Kita justru bisa berharap dari net ekspor kita yang cukup bisa berkontribusi,"ujar Josua.

Ekonom Samuel Asset Management, Lana Soelistianingsih. Menurutnya prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2017 justru dibawah 5%. Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi di kuartal ini hanya 4,92% karena perlambatan di penjualan ritel. Penurunan ini mesti diwaspadai pemerintah, karena ekonomi Indonesia masih ditopang oleh kontribusi konsumsi rumah tangga.

"Jika konsumsi rumah tangga menurun, itu yang mesti kita waspadai. Tapi saat ini masih tergolong masih normal (penurunannya). Ya tapi jika dibandingkan dengam kuartal IV 2016,belum ada perbaikan yang signifikan,"tegas Lana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×