Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Perekomian Indonesia di kuartal I dinilai mengalami stagnasi. Hal itu bisa terlihat dari beberapa indikator seperti melambatnya ekspor-impor, penjualan eceran yang cukup lambat, serta pelbagai sektor riil yang cukup stagnan.
Muhamad Chatib Basri, ekonom sekaligus mantan Menteri Keuangan tahun 2013-2014 menyatakan, pada kuartal I tahun ini memang menjadi masa yang cukup berat. Meski demikian, dia menilai perekonomian Indonesia memiliki potensi kenaikan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik pada kuartal II dan kuartal III akibat naiknya harga komoditas di awal tahun 2017.
"Saya lihat ekonomi Indonesia di kuartal II dan kuartal III akan lebih baik ketimbang kuartal I. Growth-nya akan lebih tinggi, karena kita tertolong dengan naiknya harga komoditas yang naik dengan cukup baik," kata Chatib pada KONTAN, Minggu (19/3).
Ia bilang dengan asumsi harga komoditas tetap baik di sepanjang tahun, maka ada kemungkinan pertumbuhan akan mulai terkerek dikuartal II hinga akhir tahun. Bila skenario itu berjalan lancar, maka Indonesia punya peluang pertumbuhan ekonomi hingga 5,5% sepanjang tahun 2017.
"Ini faktor keberuntungan saja karena tahun ini komoditas naik," imbuh Chatib.
Meski demikian, dia mengingatkan pemerintah agar jangan terlena dengan terkereknya ekonomi karena komoditas seperti halnya tahun 2002-2012. Pemerintah harus tetap menumbuhkan industri manufaktur sebagai salah satu penopang perekonomian Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News