kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.237.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.640   3,00   0,02%
  • IDX 8.044   -17,24   -0,21%
  • KOMPAS100 1.114   -2,28   -0,20%
  • LQ45 784   -9,49   -1,20%
  • ISSI 282   1,25   0,44%
  • IDX30 411   -4,49   -1,08%
  • IDXHIDIV20 468   -6,38   -1,35%
  • IDX80 122   -0,32   -0,26%
  • IDXV30 133   0,84   0,63%
  • IDXQ30 130   -1,49   -1,14%

Ekonom Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Hanya Tumbuh 4,8% pada Kuartal II 2025


Minggu, 03 Agustus 2025 / 18:21 WIB
Diperbarui Minggu, 03 Agustus 2025 / 18:25 WIB
Ekonom Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Hanya Tumbuh 4,8% pada Kuartal II 2025
ILUSTRASI. Lanskap gedung di kawasan bisnis Jakarta, Senin (9/6/2025). Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2025 kemungkinan hanya akan mencapai 4,8%, lebih rendah dari realisasi kuartal I yang sebesar 4,87%. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2025 kemungkinan hanya akan mencapai 4,8%, lebih rendah dari realisasi kuartal I yang sebesar 4,87%.

Menurut David, pelemahan tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor utama, terutama dari sisi konsumsi domestik dan perdagangan internasional. 

“Pertumbuhan konsumsi masyarakat melemah di kuartal ini,” ujar David kepada Kontan, Minggu (3/8/2025).

Baca Juga: Ekonomi Kuartal II-2025 Diperkirakan Melambat, Pertumbuhan di Bawah 5%

Selain itu, ia menyoroti tren peningkatan impor pada kuartal II-2025. Lonjakan ini terjadi karena banyak pelaku usaha melakukan front loading atau percepatan impor barang sebelum diberlakukannya kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat terhadap sejumlah mitra dagangnya, termasuk negara berkembang seperti Indonesia.

"Impor meningkat akibat front loading jelang pengumuman tarif resiprokal AS," ungkapnya.

Baca Juga: Daya Beli dan Likuiditas Jadi Hambatan Ekonomi RI Sulit Tumbuh di Atas 5% Tahun Ini

Hal ini mengingat banyak perusahaan mendatangkan barang lebih awal agar tidak terkena tarif lebih tinggi.

David juga menyoroti lambatnya belanja pemerintah sebagai salah satu penahan laju pertumbuhan. Menurutnya, realisasi belanja negara baru menunjukkan peningkatan berarti menjelang akhir kuartal, tepatnya di bulan Juni.

“Belanja pemerintah juga baru mulai menguat di akhir kuartal kedua di bulan juni,” ujarnya.

Situasi ini membuat kontribusi fiskal terhadap PDB kuartal II tidak sekuat harapan, meskipun pemerintah telah menyiapkan berbagai program percepatan belanja dan stimulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×