kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vaksinasi tahap ketiga Covid-19 diharapkan tepat sasaran sesuai persebaran penduduk


Selasa, 18 Mei 2021 / 20:13 WIB
Vaksinasi tahap ketiga Covid-19 diharapkan tepat sasaran sesuai persebaran penduduk
ILUSTRASI. Vaksinasi tahap ketiga Covid-19 diharapkan tepat sasaran sesuai persebaran penduduk


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah memulai vaksinasi tahap ketiga dengan sasaran sekitar 140 juta penerima. Pelaksanaan vaksinasi tahap ketiga diharapkan dapat berjalan semakin baik.

Anggota Komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay meminta pemerintah untuk memperhatikan sejumlah hal agar pelaksanaan vaksinasi dapat berjalan baik ke depannya.

Pertama, pemerintah perlu memperhatikan pendataan peserta yang akan divaksin sehingga dapat dijangkau seluruh lapisan masyarakat. Pendataan yang tepat sasaran harus dapat menjangkau target penerima vaksin dari tingkat provinsi, kabupaten/kota sampai tingkat kecamatan dan kelurahan/desa.

"Kalau memang untuk mendapat herd immunity 70% dari total populasi yang divaksin, maka target vaksinasi betul betul tepat sasaran sesuai dengan persebaran jumlah penduduk, ini untuk memastikan bahwa populasi 70% tercapai," ujar Saleh saat dihubungi, Selasa (18/5).

Baca Juga: Vaksinasi tahap ketiga dimulai, epidemiolog tekankan penyelesaian vaksinasi lansia

Kedua, pemerintah perlu segera melakukan studi efektivitas dan imunitas setelah pelaksanaan vaksinasi tahap pertama dan tahap kedua dilakukan. Hal ini untuk melihat manfaat atas vaksinasi yang telah dilakukan.

"Ini tentu akan mempermudah meyakinkan masyarakat agar semuanya berlomba - lomba untuk ikut vaksinasi," terang dia.

Ketiga, petugas vaksinasi harus benar-benar dilengkapi dengan sarana yang baik. Termasuk ketersediaan alat pelindung diri (APD) saat melakukan vaksinasi.

APD mesti dijamin ketersediaannya di setiap fasilitas kesehatan yang melakukan vaksinasi covid-19. Hal ini juga untuk mencegah terjadinya kemungkinan penularan covid-19 dari orang tanpa gejala.

"Seluruh puskesmas, fasilitas kesehatan yang melaksanakan vaksinasi harus dilengkapi dengan APD yang cukup. Jangan sampai vaksinasi membahayakan tenaga kesehatan yang melakukan vaksinasi," ucap dia.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) berpartisipasi dalam vaksinasi gotong royong

Keempat, pemerintah harus mengantisipasi dan mempersiapkan kemungkinan terjadinya kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI). Jika ada KIPI maka harus segera dilaporkan dan segera ditangani dengan baik. 

Komnas KIPI dan Komda KIPI yang ada di seluruh daerah harus dilibatkan untuk memantau jalannya proses vaksinasi agar berjalan dengan baik. Saleh menyebut, pentingnya vaksinasi bagi semua kelompok masyarakat. Hal ini sebagai salah satu upaya untuk menangani pandemi covid-19.

"Yang penting 70% dari total penduduk masing-masing kabupaten/kota (mendapat vaksinasi). Itu yang menjadi target nasional," tutur Saleh.

Sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, tahapan vaksinasi ini akan memprioritaskan masyarakat rentan dengan memperhatikan aspek geospasial dan aspek sosial ekonomi.

Adapun dari aspek geospasial, vaksinasi tahap ketiga akan menyasar masyarakat rentan yang berada pada wilayah zona merah, khususnya daerah dengan kasus Covid-19 tinggi serta daerah dengan kecenderungan angka kasus yang tak kunjung turun. 

Baca Juga: Kadin yakin partisipasi vaksinasi gotong royong akan meningkat

Kemudian berdasarkan aspek sosial ekonomi, vaksinasi tahap ketiga akan menyasar masyarakat rentan dengan sosial ekonomi bawah.

"Aspek ekonomi dan sosial ini tentunya sangat luas, artinya tentu yang ekonominya ke bawah, kemudian secara sosial ini juga kurang beruntung, ini yang kita dahulukan. Termasuk kelompok-kelompok misalnya orang dengan disabilitas dan orang dengan gangguan jiwa ini juga masuk kelompok yang paling rentan. Inilah yang kemudian kita dahulukan dulu pada proses vaksinasi ini," jelas Nadia dalam Dialog Produktif Virtual yang digelar KPC-PEN, Selasa (18/5).

Selanjutnya: Vaksinasi gotong royong diyakini bakal gairahkan investasi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×