kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,48   9,90   1.11%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

UU APBN 2020: Sri Mulyani akui target pertumbuhan ekonomi 5,3% cukup menantang


Selasa, 24 September 2019 / 15:01 WIB
UU APBN 2020: Sri Mulyani akui target pertumbuhan ekonomi 5,3% cukup menantang
ILUSTRASI. UU APBN 2020: Sri Mulyani akui target pertumbuhan ekonomi 5,3% cukup menantang


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan proses penyusunan APBN 2020 dihadapkan pada dinamika perekonomian dan geopolitik global yang sangat tinggi. 

Dengan target-target ekonomi yang tetap optimistis, pemerintah akan menghadapi tantangan yang tak mudah untuk merealisasikannya. 

Bendahara negara itu menyebut, perang dagang yang berlarut-larut dan eskalasi antara Amerika Serikat (AS) dan China sebagai dua ekonomi terbesar dunia menimbulkan ketidakpastian yang makin sulit diprediksi. 

Baca Juga: Sah, DPR setujui Undang-Undang APBN 2020

“Kondisi ini berdampak pada perlambatan ekonomi di banyak negara di dunia dan ketidakpastian harga komoditas yang cenderung melemah,” tutur Sri Mulyani saat menyampaikan pandangan akhir pemerintah pada Sidang Paripurna DPR RI yang mengesahkan UU APBN 2020, Selasa (24/9). 

Geopolitik yang juga bergejolak di kawasan Asia dan  Timur Tengah, lanjut dia, juga makin membebani tekanan ekonomi global yang melemah. 

Kendati dinamika global tinggi, Sri Mulyani menegaskan penetapan indikator ekonomi makro yang menjadi basis perhitungan APBN 2020 tetap realistis.  “Namun hal ini harus terus diantisipasi dan dikelola secara tepat dan terukur,” ucapnya. 

Asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% pada 2020 memang berada dalam suasana kecenderungan pelemahan ekonomi global. Sri Mulyani tak memungkiri bahwa upaya untuk mencapainya akan cukup menantang dan menghadapi risiko ke bawah. 

Baca Juga: Meski Target Susah Ditembus, Pemerintah dan DPR Menyepakati RAPBN 2020 premium

Meski begitu, Sri Mulyani mengatakan, momentum positif kinerja perekonomian dan upaya reformasi struktural dan fiskal beberapa tahun terakhir mestinya dapat menjadi modal utama untuk melanjutkan peningkatan kinerja ekonomi nasional ke depan. 

Di sisi lain, pemerintah akan melanjutkan reformasi struktural di bidang sektor riil untuk meningkatkan daya tarik investasi, peningkatan daya saing, dan produktivitas pelaku ekonomi untuk mendorong ekspor. 

“Penyederhanaan dan konsistensi regulasi dan kecepatan pelayanan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah juga terus didorong agar investasi dapat ditingkatkan,” tutur Sri Mulyani. 

Baca Juga: Sri Mulyani sebut pembangunan infrastruktur bisa dorong pertumbuhan ekonomi

Ia menyampaikan, pemerintah dan DPR telah menetapkan APBN 2020 dengan target defisit sebesar Rp 307,2 triliun atau setara 1,76% PDB. 

Pengendalian defisit anggaran tetap dilakukan demi menjaga kesinambungan fiskal dan memberi ruang gerak lebih besar dalam menghadapi risiko global dan dampaknya terhadap perekonomian nasional di tahun depan. 

“Dengan besaran defisit tersebut, pemerintah tetap dapat memberi stimulus pada perekonomian serta melaksanakan program-program pembangunan dalam rangka mempertahankan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja, serta pengurangan kemiskinan,” tandas Sri Mulyani. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×