kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Utang dan migas menopang devisa


Kamis, 08 Februari 2018 / 13:50 WIB
Utang dan migas menopang devisa
ILUSTRASI. Uang Rupiah


Reporter: Anggar Septiadi, Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia kembali pecah rekor tertinggi. Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa per Januari 2018 sebesar US$ 131,98 miliar, naik tipis dari Desember 2017 yang sebanyak US$ 130,20 miliar.

Namun, rekor cadangan devisa ini dinilai belum menunjukkan kinerja ekonomi domestik yang bagus. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi penerimaan devisa  berasal dari pajak dan hasil ekspor minyak dan gas (migas) bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas.

Agusman, Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI mengatakan, cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai 8,5 bulan impor atau 8,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Penambahan cadangan devisa juga mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, rekor cadangan devisa Indonesia dalam beberapa waktu terakhir bukan pencapaian bagus.

Penambahan devisa bukan berasal dari ekspor non migas. "Kalau kita lihat sebulan terakhir, masuk dana asing ke pasar saham dan obligasi cukup tinggi. Bank-bank juga memperbanyak penempatan SBBI dalam bentuk valas," jelas Lana, Rabu (7/2).

Rawan penyusutan

Menurut Lana, kondisi ini  rawan terjadi penyusutan cadangan devisa. Bank-bank bisa kembali menarik valas dari BI ketika penyaluran kredit valas mulai semarak.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menambahkan, peningkatan cadangan devisa pada Januari 2018 tak memberikan nilai tambah. Saat bersamaan kurs rupiah menunjukkan pelemahan terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI mencatat, kurs rupiah akhir Januari 2018 kembali melemah ke level Rp 13.413 per dollar AS, usai mencapai level terkuat 26 Januari 2018 sebesar Rp 13.303. Rupiah kini di level Rp 13.533 pada Rabu, 7 Februari 2017. "Cadangan devisa terus dipupuk, tapi rupiah dibiarkan," ujar Ahmad.

Namun Ekonom BCA David Sumual tak mempermasalahkan sumber penambahan cadangan devisa. Menurutnya sumber devisa Indonesia memang terbatas lantaran dalam pengelolaan devisa  di Indonesia cenderung pasif.

David bahkan memperkirakan, tren kenaikan cadangan devisa masih akan terus berlanjut pada periode mendatang. "Saya pikir akan naik terus karena migas harganya masih cenderung tinggi," ujar  David. Menurutnya, masih ada peluang kenaikan cadangan devisa naik, utamanya dari SBBI valas serta SBN valas.

Sinyal Moody’s untuk menaikkan rating Indonesia dengan berbagai syarat juga bisa mendongkrak aliran dana asing masuk Indonesia. Apalagi, IMF juga mengapresiasi ekonomi Indonesia. "Dana asing akan makin banyak masuk ke Indonesia," ujar David.

Cadangan devisa Indonesia harus diperbesar untuk antisipasi ketidakpastian ekonomi global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×