Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa (Cadev) terus cetak rekor. Terakhir, pada Januari 2018 Bank Indonesia mencatat Cadev mencapai US$ 131,98 miliar. Nilai tersebut meningkat tipis sebesar US$ 1,78 miliar dibandingkan Cadev pada Desember senilai US$ 130,20 miliar.
"Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa yang berasal dari pajak dan hasil ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas," tulis keterangan resmi Bank Indonesia.
Tren positif ini dikatakan Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih masih akan terus berlanjut, lantaran proyeksi harga komoditas yang masih akan mengkilap
"Secara aktual harga komoditas membaik, batubara misalnya, dan itu membantu. Kalau peningkatan target dari meningkatnya ekspor itu bisa baik hingga akhir tahun," kata Lana saat dihubungi KONTAN, Rabu (7/2).
Ia memperkirakan hingga akhir tahun Cadev bisa menembus angka US$ 150 miliar. "Kalau melihat potensi saya kira bisa sampai US$ 145 miliar -US$ 150 miliar sangat mungkin," sambungnya.
Sementara itu peneliti Indef Ahmad Heri Firdaus, mengatakan selain dari sisi ekspor, peningkatan Cadev perlu didorong dari segi investasi luar negeri langsung atawa Foreign Direct Investment (FDI).
"Yang paling sustain Cadev berasal dari dua hal pertama dari ekspor barang/jasa, kedua dari FDI," katanya kepada KONTAN seusai diskusi Alarm Stagnasi Pertumbuhan Ekonomi di Jakarta, Rabu (7/2).
Terlebih jika investasi tersebut bisa berikan multiplier effect terhadap penyediaan lapangan kerja, maupun pembangunan pabrik-pabrik baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News