Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa (cadev) kembali tembus rekor pada Januari 2018, Rabu (7/2) Bank Indonesia merilis nilai cadev Januari 2018 mencapai US$ 131,98 miliar. Nilai tersebut meningkat tipis sebesar US$ 1,78 miliar dibandingkan cadev pada Desember senilai US$ 130,20 miliar.
"Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh penerimaan devisa yang berasal dari pajak dan hasil ekspor migas bagian pemerintah, penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta hasil lelang Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valas," tulis keterangan resmi Bank Indonesia.
Nilai cadev Januari 2018 sendiri melesat dibandingkan Januari 2017 sebesar US$ 116,89 miliar. Namun di lain sisi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika tak kunjung menanjak. Rabu (7/2) kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika sendiri berada di nilai Rp 13,533.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, tak kunjung menguatnya rupiah di tengah digdaya cadev turut dipengaruhi sentimen global.
"Ada sentimen global juga dimana mata uang lain turut melemah terhadap dollar, jadi rupiah ikut terbawa. Sekarang dollar cenderung menguat di awal tahun, karena tahun lalu dollar melemah," kata Lana saat dihubungi KONTAN, Rabu (7/2).
Selain itu Lana juga menilai, faktor penempatan Surat Berharga Bank Indonesia (SBBI) valuta asing yang jadi salah satu faktor besar peningkatan Cadev turut mempengaruhi stagnansi rupiah.
"Kalau kita lihat sebulan terakhir masuk dana asing ke pasar saham dan obligasi cukup tinggi, mereka kan beli rupiah, kalau mereka beli rupiah dollar masuk BI. Perlu pula dilihat berapa porsi valas bank yang ditempatkan ke BI, karena bank ini menempatkan SBBI dalam bentuk valas," jelas Lana.
Sementara Peneliti Indef Ahmad Heri Firdaus mengatakan, kurs rupiah landai lantaran cadev yang terus dipupuk.
"Cadev terus dipupuk dan belum digelontorkan ke pasar, sehingga belum berpengaruh terhadap stok dollar di pasaran," katanya kepada KONTAN, Rabu (7/2).
Sepanjang 2017, gelontoran cadev untuk stabilisasi kurs rupiah memang hanya dilakukan pada Oktober di mana cadev 2017 menurun menjadi US$ 126,5 miliar dibandingkan September senilai US$ 129,4 miliar.
Sementara pada Oktober kurs rupiah paling tinggi berada di nilai Rp 13.630 pada 27 Oktober 2017.
"Menurut saya BI pasti akan intervensi kalau pergerakan rupiah sudah di atas range yang diekspektasikan, misal apabila sudah Rp 13.600," sambung Heri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News