kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tidak Obral Janji, Alasan Pemerintah Suka dengan Investasi dari China


Senin, 12 Februari 2024 / 08:45 WIB
Tidak Obral Janji, Alasan Pemerintah Suka dengan Investasi dari China
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas pada pembangunan infrastruktur kereta cepat Jakarta-Bandung di kawasan Bekasi Barat. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) terus mendorong lebih banyak investasi yang masuk dari luar negeri, salah satunya dari China

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan menyampaikan, alasan pemerintah menyukai investasi dari China karena, investor asal Negeri Tirai Bambu tersebut tidak pernah obral janji ketika menyatakan minatnya untuk menanamkan modal di Indonesia.

Baca Juga: Kucuran Kredit Baru Perbankan China Melonjak di Januari, Lampaui Prediksi

“Kita senangnya China kalau mau investasi, dia bisa jadi ngomong hari ini bahkan hari ini juga mau transaksi. Ada yang baru datang ke daerah dan lokasinya cocok, dia langsung mau transaksi,” tutur Nurul beberapa waktu lalu.

Di samping itu Nurul menyampaikan, biasanya investor dari China ketika melakukan survey ke Indonesia sudah memiliki perencanaan yang matang terkait minat investasinya.

Alasannya, China ingin menjadi negara produsen terbesar dunia, sehingga akan merangkul negara manapun untuk berkolaborasi salah satunya Indonesia.

Kemudian, Indonesia juga dinilai menjadi salah satu alternatif transaksi penanaman modal yang kompetitif dan produk yang dihasilkan bisa dipasarkan di dunia.

Baca Juga: Menteri Bahlil Optimistis Target Investasi Rp 1.650 Triliun Bisa Tercapai

Sehingga yang awalnya China menginginkan industri tersentralisasi di negaranya sendiri, berubah haluan karena harganya mulai naik.

“Dengan kekayaan SDA dan SDM yang berproduksi disini dan juga tidak terlalu mahal, Indonesia dilihat punya koneksi yang bagus dengan global,” ungkapnya.

Nurul juga memperkirakan, tahun ini investasi dari China akan tetap subur masuk ke Indonesia, meskipun negara tersebut sedang mengalami guncangan.

Untuk diketahui, sepanjang 2023 realisasi investasi dari China mencapai US$ 7,4 miliar. Meski begitu, realisasi investasi ini turun jika dibandingkan tahun 2022 yang mencapai US$ 8,2 miliar.

Meski begitu realisasi investasi dari China terhitung terus menanjak sejak 2013 yang nilainya hanya mencapai US$ 280 juta.

Baca Juga: Bahlil Sebut Hilirisasi Jadi Kunci Indonesia Keluar dari Middle Income Trap

Adapun Nurul menambahkan, dari realisasinya China paling banyak berinvestasi di luar pulau Jawa. China paling banyak investasi di sektor smelter nikel yang ada di Maluku Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Utara.

“Karena ketersediaan SDA smelter dan tambang nikel banyak di luar jawa, dan  target marketnya bukan lokal tetapi internasional sehingga mereka nggak harus masuk di Jawa dan mendekat ke lokasi SDA yang berada di luar Jawa,” imbuhnya.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×