Reporter: Fahriyadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Pemerintah telah membentuk tim investigasi independen untuk menelusuri penyebab runtuhnya Training Facility Big Gossan milik PT Freeport Indonesia di Tembagapura, Papua pada Selasa (14/5) lalu. Kejadian ini menelan 28 korban jiwa.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik mengatakan bahwa tim investigasi independen ini nantinya secara teknis akan melakukan investigasi menyeluruh. Menurutnya, jika hasil investigasi ada unsur kesengajaan, pemerintah disebutnya akan memberikan sanksi tegas.
Politisi Partai Demokrat ini mengatakan bahwa proses evakuasi sendiri telah berakhir Selasa (21/5) malam dan saat ini tim sedang bekerja mengumpulkan fakta-fakta dilapangan.
"Kami belum bisa menyimpulkan tentang dugaan yang terjadi, kita tunggu saja kerja tim investigasi ini," kata Jero, Rabu (22/5).
Jero mengatakan selain melakukan penelusuran soal musibah runtuhnya Training Facility milik Freeport ini, tim ini juga diberi mandat untuk melakukan pengecekan dari sisi keselamatan terhadap areal pertambangan bawah tanah milik perusahaan tambang lainnya yang beroperasi di Indonesia.
Siapkan Kompensasi
Selain tim investigasi yang sedang bekerja, Jero mengatakan sudah mengutus Inspektur tambang dari Kementerian ESDM untuk ikut mengecek.
Lebih jauh, dia memastikan bahwa Pemerintah akan terus mengawal kelanjutan dari kasus ini, baik itu hasil investigasi nantinya serta pemberian kompensasi PT Freeport Indonesia kepada karyawan yang menjadi korban tersebut.
"Pihak Freeport sudah setuju untuk memberikan menanggung semua biaya kompensasi kepada keluarga korban, termasuk pemberian beasiswa kepada anak-anak karyawan yang menjadi korban hingga Sarjana," tandasnya.
Direktur Utama PT Freeport Indonesia, Rozik B. Soetjipto mengatakan investigasi independen sedang dilakukan. Ia mengatakan bahwa manajemen akan membantu proses kelanjutan dari proses evakuasi yang sudah selesai.
"Untuk sementara produksi dihentikan, belum tahu kapan akan memproduksi lagi. Kita akan lakukan pengecekan ulang mengenai keselamatan tambang bawah tanah ini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News