kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.035.000   26.000   1,29%
  • USD/IDR 16.445   1,00   0,01%
  • IDX 7.886   84,28   1,08%
  • KOMPAS100 1.105   15,66   1,44%
  • LQ45 799   5,45   0,69%
  • ISSI 270   3,79   1,42%
  • IDX30 414   3,13   0,76%
  • IDXHIDIV20 481   3,65   0,76%
  • IDX80 121   0,81   0,67%
  • IDXV30 133   1,45   1,10%
  • IDXQ30 134   1,23   0,93%

Terdampak Pelemahan Ekonomi China, Kinerja Ekspor Indonesia Berpotensi Turun


Minggu, 08 Desember 2024 / 17:19 WIB
Terdampak Pelemahan Ekonomi China, Kinerja Ekspor Indonesia Berpotensi Turun
ILUSTRASI. Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (8/7/2024). Pertumbuhan ekonomi China diprediksi akan mengalami perlambatan hingga tahun 2025 dan bisa berdampak pada kinerja ekpor Indonesia.


Reporter: Shifa Nur Fadila | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi China diprediksi akan mengalami perlambatan hingga tahun 2025. Hal itu dinilai akan berdampak pada menurunnya kinerja ekspor Indonesia. 

Ekonom Senior Bright Institute Awalil Rizky melihat pertumbuhan ekonomi China yang diproyeksikan melambat tentu saja akan berpengaruh terhadap permintaan (impor) atas barang Indonesia. Dari sisi Indonesia hal itu artinya kinerja ekspor juga akan terancam menurun. 

Namun jika dilihat komoditas ekspor utama Indonesia ke China seperti batubara dan nikel, maka dampaknya mungkin tidak terlampau besar. 

Baca Juga: Harga Tembaga Turun ke US$9.090,50 Selasa (10/9), Akibat Data Lemah dari China

"Jika terjadi, hanya bersifat pelemahan laju peningkatan nilai ekspor, kecuali terjadi penurunan harga komoditas," ungkap Awalil kepada Kontan, Jumat (6/12). 

Menurut Awlil, tantangan yang berat adalah ketika China harus memperluas pasar ekspor agar tidak terlampau melambat pertumbuhan ekonominya. Pasar Indonesia masih berpotensi untuk diperluas. 

"Jika ekspor Indonesia ke China meningkat termasuk yang bersifat illegal, maka defisit perdagangan Indonesia-China akan makin lebar defisitnya," ujarnya. 

Dampak lanjutan dari itu adalah menekan produksi barang itu di Indonesia, seperti tekstil dan alas kaki. Dengan begitu akan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

Baca Juga: China Hentikan Ekspor Urea, Peluang Produsen Pupuk Indonesia Isi Ceruk Pasar Global

Awalil juga melihat kemungkinan harga komoditas tahun depan di tengah risiko perlambatan ekonomi China masih bisa bertahan. Tidak akan jatuh, namun kemungkinan melonjaknya juga tidak akan terlampau tinggi. 

"Masih volatile seperti dua tahun terakhir di level yang cukup tinggi, kecuali situasi geopolitik amat memburuk," jelasnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×