Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Inovasi EDC Offline untuk merespon lokasi yang sulit jaringan/ Black spot, EDC Offline/Smart POS memiliki fungsi berbagai jenis layanan transaksi dan EDC Offline berbasis android yang mampu merekam data masing-masing penerima manfaat.
Sebagai upaya untuk merespon masukan dan keluhan masyarakat atas pelaksanaan PKH maka diresmikanlah PKH Contact Center pada Januari 2018.
Contact Center yang telah ada saat ini dalam proses nya semua dilakukan melalui aplikasi penginputan data yang terintegrasi dan system call yang merekam kegiatan petugas, sehingga data yang masuk bisa ditampilkan cepat dan secara langsung.
Sudah terintegrasi dengan Himbara (call forward dilakukan jika ada pertanyaan terkait kartu hilang atau lupa PIN). Agen telah diberikan pelatuhan dan tendem ke call center masing-masing Bank Himbara agar meningkatkan kualitas agent sehingga tercapai kepuasan pelapor
Selain bantuan berupa uang, KPM PKH juga mendapatkan berbagai materi yang disampaikan dalam Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2). Untuk memastikan implementasi P2K2/FDS berjalan baik, case management, membangun complain handling system dan media promotion terkait PKH maka direkrut Pekerja Sosial Supervisor. Hingga tahun 2018, Kementerian Sosial telah merekrut 40.091 sumber daya manusia PKH
PKH juga merubah pola perilaku KPM untuk mengakses fasilitas kesehatan, hal ini menurut Harry terlihat dari peningkatan dari kelahiran yang dibantu oleh tenaga medis meningkat 6,1 %, kelahiran di fasilitas kesehatan meningkat 4,3 %, kemudian anak-anak yang mendapatkan imunisasi secara lengkap meningkat 4,5 % dan kunjungan rawat jalan meningkat 0,8 %.
Dengan PKH, lanjut Harry juga meningkatkan kesadaran anak usia sekolah untuk melanjutkan pendidikan dasar. Peningkatan kesadaran untuk mengakses fasilitas pendidikan yang signifikan adalah anak usia SMP yaitu meningkat 9,5 %. Kemudian kesadaran untuk mengakses fasilitas pendidikan setingkat SMA meningkat 8,8 % dan anak usia sekolah setingkat SD meningkat 1,8 %
Sebagai respon dalam memastikan perlindungan sosial bagi korban bencana termasuk di NTB dan Sulteng, Harry menjelaskan bahwa per Oktober tahun 2018, Kemsos di bawah koordinasi Kementerian koordinator PMK telah menyalurkan bantuan darurat bagi 283.420 Jiwa Korban Bencana Alam (KBA) dan 5.975 Jiwa Korban Bencana Sosial (KBS), sedangkan bantuan pemulihan sebanyak 13.383 Jiwa KBA dan 1.401 Jiwa KBS.
“SDM penanggulangan bencana merupakan elemen penting dalam upaya manajemen bencana, hingga tahun 2018 telah dilatih sebanyak 111.351 Orang yang tersebar di 34 provinsi. SDM tersebut diantaranya Taruna Siaga Bencana (TAGANA), Sahabat TAGANA, Tenaga Pelopor Perdamaian, dan Tim Layanan Dukungan Psikososial.” ungkap Harry.
Berbagai upaya yang telah dilakukan menunjukkan dampak yang signifikan terhadap korban bencana khususnya kelompok rentan mendapatkan kebutuhan dasar pada saat tanggap darurat, pemulihan dan penguatan sosial pasca bencana bagi korban bencana serta masyarakat kembali berfungsi sosial.
Komitmen pemerintah dalam strategi pengurangan kemiskinan dan ketimpangan dilakukan secara serius, "Dengan berbagai strategi program perlindungan sosial tersebut, diharapkan target Presiden RI bahwa tingkat kemiskinan pada tahun 2019 akan turun lagi ke 8,5 % hingga 9,5 % akan tercapai", tutup Harry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News