Reporter: Benedicta Prima | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kala berhasil menjaga sisi moneter, fiskal, dan infrastruktur. Menurutnya, secara fundamental, pertumbuhan ekonomi meningkat meski perlahan.
"Pemerintah menjaga supply and demand. Dari sisi demand, itu moneter dan fiskal, supply soal pembangunan infrastruktur," ungkap Darmin saat menghadiri Forum Merdeka Barat (FMB) di Kementerian Sekretaris Negara, Selasa (23/10).
Pertumbuhan ekonomi pada semester I-2018 tercatat 5,17%. Angka tersebut terus mengalami peningkatan sejak tahun 2014 meskipun sempat turun di tahun 2015.
Secara berturut-turut, pertumbuhan ekonomi sejak 2014 adalah 5,02%, 4,79%, 5,02% dan 5,07%. Pertumbuhan yang lambat ini juga menjadi tantangan. "Pertumbuhan tersebut memang meningkat namun perlahan-lahan," ungkap Darmin.
Sedangkan sisi supply pembangunan infrastruktur atau sektor riil, pemerintah cukup membantu utamanya di sektor pertanian. Darmin menjelaskan salah satu contoh nyata adalah sertifikat tanah untuk lahan milik petani.
"Keseimbangan ini membuat kita siap lakukan transformasi ekonomi tanpa harus memindahkan pertanian ke perindustrian, sehingga tahun berikutnya siap untuk menentukan transformasi ekonomi," jelas dia.
Lebih dalam, indikator penting selain pertumbuhan ekonomi adalah capaian tingkat kemiskinan 9,82%. Turun dibandingkan tahun 2014 sebesar 10,96%.
Rasio gini juga mengalami tren penurunan sejak 2014. Per maret 2018 rasio gini diangka 0,389. Penurunan ini diikuti dengan tingkat pengangguran yang turun di angka 5,13%.
Untuk tahun depan, Darmin mengungkapkan Indonesia mesti fokus pada pengembangan logistik. "Kita masih perlu meningkatkannya," ujarnya.
Turut hadir dalam FMB kali ini sebagai narasumber yaitu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News